Jumat, 23 Juli 2010

CINTA MAMA

“Ma, itu apa, yg kelap-kelip di atas …” telunjuk ku mengarah kelangit.

“Itu namanya bintang,salah satu ciptaan Tuhan yg menakjubkan,” terang Mama dng sempurna sekaligus bijak.


Kutahu, usiaku dua tahun lebih sedikit waktu itu. Usia yg selalu ingin tahu segala hal dan mengejar seribu jawaban dari siapapun terhadap hal yg baru kulihat. Dan Mama, dialah yg paling sabar menerangkan semua tanya itu, meski tak pernah kupuas, tapi aku cukup yakin saat itu, bahwa Mama segala tahu.


Sejak malam itu, aku selalu berdiri dibelakang rumah menengadah ke langit memandangi jutaan bintang yg berkelap-kelip, dan setiap saat itu pula Mama setia menemaniku. Aku ingat, mamacukup kerepotan mencari jawaban ketika aku bertanya, apakah bintang-bintang itu juga punya nama. Dengan cerdik, Mama menjelaskan bahwa bintang-bintang itu sama dengan kita, manusia. Kalau manusia punya nama, berarti bintang pun memiliki nama.


“Yang disebelah sana,namanya siapa ma…”


Keningnya berkerut, otaknya berputar mencari jawaban. Hingga akhirnya, “ooh… yang itu mama tahu, ia adalah bintang mama, karena namanya sama persis dengan nama anak mama ini…” dekapannya begitu hangat, tak ada yang bisa melakukan semua itu kecuali mama. Waktu itu yang kutahu, mama sekedar menjalankan kewajibannya sebagai orang tua untuk menemani dan membahagiakanku.


Keesokkan harinya, setiap malam tiba. Mama sudah tahu, sebelum waktu tidurku tiba, aku selalu mengajaknya memandangi langit. Karena kini aku semakin senang, sejak mama mengatakan bahwa bintang yang pernah kutunjuk itu adalah aku. Tapi, hari ini mama membuatku kecewa,karena mama tak bisa menemaniku. Mama sakit, begitu kata Papa.


Aku menangis, sebab malam itu aku berniat tidak hanya minta mama menemaniku seperti malam-malam sebelumnya. Tapi aku ingin mama mengambilkanku bintang-bintang itu dan membawanya ke rumah. Aku ingin mereka menjadi temanku bermain hingga aku tak perlu bersedih setiap ketika larut mama mengajakku masuk.


Tapi Mama tetap tak bisa membantuku. Jangankan untuk mengambilkanku bintang-bintang, sekedar duduk bersama dibelakang rumah, merasakan sentuhan angin yg lembut, & menyapa kedamaian malam, serta tersenyum membalas lambaian sang bulan pun, mama tak kuat. Hingga malam berakhir, aku masih kecewa. Malam itu bahkan aku tak mau makan, hingga mama yg sedang sakitpun harus memaksakan diri tetap menyenandungkan nyanyian cinta pengantar tidur. Untuk yg ini pun yg aku tahu, adalah juga kewajiban orangtua,menyanyikan lagu pengantar tidur.


Esok harinya aku demam. Karena semalaman tidak mau makan setelah beberapa jam di belakang rumah ‘bermain-main’dengan bintang-bintang. Meski sedikit cemas, mama tak pernah panik. Sentuhan hangat mama, membaluri ramuan khusus ke seluruh tubuh kecil ini. 2 hari sdh,tak kunjung sembuh demamku. Padahal mama sdh membawaku ke dokter.

Mama semakin panik. Panasku meninggi dan sering mengigau. Tetapi justru di saat mengigau itu lah mama tahu obat terbaik untuk menyembuhkanku. (sampai disini, aku masih beranggapan, mencarikan obat, menyembuhkan anak, adalah sekedar kewajiban orangtua).


Aku tidak tahu apa yag mama perbuat. Setelah terlelap beberapa jam, aku terbangun, dan aku terkejut, hampir takpercaya apa yang kutatap di langit-langit kamarku. Bintang-bintang … mama membuatkanku bintang-bintang dari kertas berwarna metalik, banyak sekali, puluhan, entah, mungkin ratusan. Sebagiannya digantung sebagian lagi di biarkan berserakan di tempat tidur & lantai kamar. Kuciumi mama karena telah membawakan bintang-bintang dari langit itu ke rumah. Dan mama benar, ku lihat di masing-masing bintang itu ada namanya, salah satunya, ada bintang yg paling bagus & paling besar, di berinya namaku.


Anak mama yg dulu kerap memandangi bintang itu, kini sudah dewasa. Sudah hidup mandiri. Tapi aku tetap anak mama. Kemarin, ku telepon mama mengabariku bahwa aku sedang tidak sehat & tidak masuk kantor. Beberapa jam kemudian, diantar papa & salah seorang adikku, mama datang. Aku memang tetap bintang nya mama, di biarkan nya kepalaku bersandar di pelukan nya, kurasakan kembali kehangatan itu. hingga aku tertidur.


Sore, mama hendak pulang. Sebenar nya aku ingin sekali menahan nya untuk tinggal beberapa hari, tapi adik ku berbisik, “Waktu kakak telepon, mama sebenar nya sedang sakit …”


Ada setitik air di sudut mata ini. Aku tak tahu apa yg harus ku katakan. Kini, sekali lagi ku sadari. Semua yg dilakukan mama untuk ku, bukan lah kewajiban. Itu lah yg di sebut cinta, cinta abadi. Cinta yg takkan pernah bisa aku membalas nya. Dan mama adalah bintang sesungguhnya bagiku.

Minggu, 18 Juli 2010

Apa Itu Berpikir ???

apa itu berpikir

Saat kita memulai bermeditasi, muncul berbagai ingatan di dalam pikiran. Bayangan-bayangan ini mengganggu konsentrasi. Tetapi tidak ada yang lebih mengganggu samadhi melebihi pikiran yang berpikir.

Dalam meditasi, ketika kita mengamati keluar masuknya nafas, dan kita membantin "masuk, masuk, masuk" ketika nafas itu masuk, pada tahap ini, pikiran kita tidak disebut berpikir, tapi "menyadari" nafas masuk. Demikian pula ketika mengamati nafas keluar. Jika kita dapat mempertahankan sikap pikiran tanpa berpikir secara terus menerus, maka kita akan cepat sampai pada samadhi dan mencapai jhana-jhana. Tetapi, bila aktifitas berpikir selalu muncul, maka samadhi akan sulit tercapai. Oleh karena itulah kita harus mengenali apa itu berpikir. Untuk meditasi, bila kita tidak mengetahui "apa itu berpikir", maka kita seperti pergi ke medan tempur, tanpa tahu betul siapa musuh kita.

Munculnya ingatan-ingatan tentang masa lalu, pekerjaan-pekerjaan, dan berbagai macam bayangan lainnya di dalam pikiran itu merupakan vipaka (kesadaran hasil), sebagai akibat dari kamma. Tetapi, itu bukanlah apa yang disebut "berpikir".

Berbagai macam kata dapat bermunculan dalam pikiran kita tanpa tersusun sebagai kalimat-kalimat. Bahkan satu kata dengan kata lainnya tidak difahami hubungannya. Demikian juga, kita dapat melihat berbagai fenomena dalam pikiran tanpa memahami hubungan dari fenomena-fenoman itu. Ketika fenomena-fenomena itu muncul, ketika fenomena itu kita sebut nama-namanya, pada tahap itu, kita belum disebut berpikir. Tetapi bila kita mulai menceritakan pengalaman-pengalaman tadi, berarti kita telah berpikir.

Berpikir adalah menyusun kata-kata menjadi saling berhubungan satu sama lain. Berpikir juga berarti menghubungkan suatu fenomena dengan fenomena lainnya dalam pikiran.  Berpikir berarti menempatkan kesadaran kepada suatu objek sampai pikiran bergerak untuk menyadari bagian-bagian lain dari objek yang disadari itu. Seperti seseorang yang sedang berlatih menghadapi tembok yang tampak kosong. Setelah memperhatikan tembok itu beberapa lama dia dapat menemukan bahwa ditembok banyak sekali hal. Kemudian sanna melakukan suatu pencatatan dan dapat menghubungkan satu bagian dengan bagian lainnya. Adanya bahasa lisan dan tulisan, menandai adanya aktifitas berpikir. Adanya nama-nama, menandai adanya kesadaran dan sanna/persepsi.

Ada berbagai macam cara seseorang berpikir. Salah satunya adalah berpikir analitik. Berpikir analitik berarti menghubungkan satu objek dengan objek lainnya yang merupakan kemestian bagi objek yang pertama. Seperti misalnya, "benda" dengan "berat". Setiap benda memiliki berat. Contoh lainnya "api" dengan "panas". Setiap api itu panas. Setiap orang yang menyelidiki benda, tentu menemukan sifat berat. Setiap orang yang menyelidiki api, tentu menemukan sifat panas. Oleh karena itu menghubungkan objek yang menjadi kemestian bagi objek lainnya disebut dengan berpikir analitik.

Cara berpikir lainnya adalah cara berpikir sintetik. Cara berpikir sintetik, berarti menghubungkan satu objek dengan objek lainnya yang bukan merupakan kemestian bagi objek yang pertama. Semacam "baju" dan "basah". Sifat "basah" merupakan kemestian bagi "air" tapi bukan kemestian bagi "baju". Seseorang yang berkata, "bajuku basah", berarti dia telah berpikir dengan cara sintetik.

Contoh kalimat-kalimat lainnya yang merupakan tanda seseorang berpikir sintetik adalah sebagai berikut :

saya tidak berpikir
saya berpikir
saya ingin mengamati, apakah saya berpikir

Munculnya objek, perhatian, kesadaran dan pencatatan, merupakan awal terjadinya "berpikir". Ketika suatu objek muncul, kita memperhatikan, menyadari, mencatat atau menyebut namanya. Ketika objek nafas bergerak melewati lubang hidung, kita membantin "masuk, masuk, masuk". Tetapi, tanpa dikehendaki persepsi lain, selain persepsi tentang nafas bisa muncul secara tiba-tiba dan mengganggu konsentrasi. Pikiran tidak dapat tetap pada objek nafas. Bisa jadi terbayang suasana bandara kapal udara, dimana munculnya persepsi tersebut akhirnya menimbulkan dorongan kepada pikiran untuk menganalisis. Munculnya dorongan ini dapat disadari sebagai dorongan untuk berpikir. Tetapi, bila kita memperhatikan persepsi tersebut, dan mengamati satu persatu fenomena, menyebut nama-namanya, tanpa menghubungkan satu fenomena dengan fenomena lainnya, maka hal itu tidak termasuk kepada aktifitas berpikir. Walaupun tidak berpikir, tapi konsentrasi telah diganggu oleh ingatan-ingatan, imajinasi-imajinasi dan khayalan-khayalan yang muncul. Tetapi, bila kita sudah tidak berpikir, berarti satu macam penghalang dalam samadhi telah dapat kita singkirkan.

Selain munculnya persepsi, seringkali muncul kata-kata di dalam pikiran tanpa didahului objeknya secara jelas. Seperti misalnya "apa", "jika", "kenapa", "mencoba", "andaikata". Jika, kata-kata semacam ini muncul, maka hal itu merupakan tanda munculnya dorongan berpikir.  Karena kata-kata seperti itu, jika diteruskan, akan menyebabkan pikiran kita menghubungkan satu fenomena dengan fenomena lain. Ini berarti "berpikir".

hal yang mendorong aktifitas berpikir

Selanjutnya, perlu kita menyelidiki, apakah sebenarnya yang mendorong pikiran menghubung-hubungkan satu fenomena dengan fenomena lainnya? Penyebabnya adalah "ketidak tahuan". Baik berpikir analitik ataupun sintetik, keduanya terdorong untuk mengetahui. Orang terdorong untuk mengetahui, karena ketidak tahuan. Seandainya sudah mengetahui, maka apakah lagi yang mendorong dia untuk memikirkannya lagi?

Dalam meditasi, kita seringkali terdorong untuk menganalisis pengalaman kita sendiri. Usaha untuk menganalisis ini berarti berpikir. Sebelumnya kita tidak tahu banyak, apa yang akan terjadi dalam meditasi kita. Mungkin kita mengharapkan suatu pengalaman yang lebih dalam dalam suatu meditasi, dan mungkin kita mengalami suatu pengalaman yang luar biasa dalam meditasi kita. Tetapi, seringkali kali pula kita tidak cukup puas hanya dengan pengalaman luar biasa itu saja, karena kita terdorong untuk juga memahami pengalaman itu atau berusaha menstranformasikannya kedalam suatu bentuk pemikiran dan bahasa yang kiranya bisa dikomunikasikan.

Objek yang netral, bisa diidentifikasi sebagai objek yang membosankan, sehingga objek itu tidak mendorong seseorang untuk menyelidiki, menganalisis atau memikirkannya. Orang cenderung mengabaikan objek yang dianggap membosankan. Objek yang menyenangkan dan objek yang membencikan, keduanya membuat pikiran terpikat, dan melekati objek. Karena melekat inilah, maka muncul dorongan berpikir dari kemelekatan, setelah munculnya dorongan berpikir dari ketidak tahuan.

Pemikiran-pemikiran muncul karena pikiran sendiri yang menciptakannya, untuk mempertahankan hal yang menyenangkan dan menolak hal yang membencikan. Tapi, bila seseorang tidak melekati atau membenci sesuatu, maka ia akan membiarkan semua objek muncul dan berlalu tanpa sempat memikirkannya. Ada imajinasi-imajinasi yang kita pertahankan, ada khayalan-khayalan yang kita pertahankan, dan objek-objek yang tidak kita biarkan muncul dan berlalu dengan sendirinya. Kita mencoba menghentikan objek yang seharusnya berlalu, karena kita ingin menganalisisnya.

Untuk mengatasi munculnya "berpikir" di dalam meditasi, kita harus membiasakan diri di dalam kehidupan untuk menjauhi kesenangan duniawi. Sebab, seseorang yang terbiasa mengejar-ngejar kesenangan duniawi, maka pikirannya selalu berusaha menciptakan khayalan-khyalan yang menyenangkan di dalam meditasinya, seakan-akan perbuatan pikiran dalam menciptakan khayalan-khayalan itu terjadi dengan sendirinya secara otomatis. Karena itulah pemikiran-pemikiran menjadi selalu muncul dan samadhi sulit tercapai.

Sebelum bermeditasi, kita dapat mengukur diri, sampai sejauh mana kita akan dapat mengembangkan batin di dalam meditasi. Cara mengukurnya adalah dengan bertanya pada diri sendiri, "adakah di dunia ini suatu hal yang masih kita anggap menyenangkan?" lalu jawab secara jujur oleh diri sendiri. Jika kita masih berpikir, "ini menyenangkan, dan itu tidak menyenangkan", berarti pikiran kita belum terbebas dari khayalan dan kemalasan. Berarti tidak akan banyak kemajuan dalam meditasi yang akan kita capai. Bila kita sudah tidak dapat menemukan apa yang bisa dianggap menyenangkan di dunia ini, maka pada saat itulah, meditasi kita akan melesat seperti kilat. Karena pikiran mudah untuk ditundukan, tidak lagi liar, dan tidak lagi mencoba menciptakan khayalan-khyalan yang menyenangkan atau membencikan.

Kita sulit mencapai samadhi, karena kita masih memiliki pandangan X. adapun X = anggapan bahwa yang ini menyenangkan dan yang itu tidak menyenangkan. Setiap yang masih memiliki pandangan X, maka ia sulit mencapai samadhi.

Dari mana asal-usul premis mayor tersebut? Dari fakta pengalaman pribadi yang diamati dan dianalisis secara langsung. Bahwa saya menemukan pandangan X tersebut merupakan sesuatu yang membuat pikiran sulit mencapai samadhi. Tentu saja, pengalaman pribadi merupakan sesuatu yang berada di luar jangkauan orang lain. Tetapi, tidaklah mustahil orang mengalami dan menemukan hal yang serupa di dalam meditasi mereka, sebagaimana yang saya alami, sehingga bisa membuat suatu kesimpulan yang sama pula. Oleh karena itu, fakta pengalaman pribadi ini saya kemukakan untuk menjadi perbandingan dengan pengalaman pribadi orang lain, seolah saya bertanya, "apakah anda mengalami hal serupa dengan apa yang saya alami?"

Bagi sebagian orang, menghilangkan anggapan adanya hal yang menyenangkan di dunia ini adalah mustahil. Hal yang menyenangkan dan hal yang membencikan, dianggap sebuah fakta yang tidak dapat dipungkirinya adanya. Tapi, bagi sebagian orang lagi sesungguhnya tidak demikian. Lagi-lagi pengalaman pribadi yang berbicara, bahwa suatu waktu saya mengalami suatu kondisi meditatif, dimana batin saya tidak lagi memiliki pandangan x. tetapi bukan tidak mengetahui apa yang dianggap menyenangkan dan tidak menyenangkan, melainkan ketika munculnya sesuatu yang dianggap menyenangkan, maka saya memperhatikan lebih dalam, apa itu perasaan menyenangkan, dan akhirnya ditemukan bahwa ternyata itu hanyalah ilusi yang diciptakan oleh pikiran, dan itu adalah dukha.

Hal yang menyenangkan itu adalah dukha. Karena hal yang menyenangkan itu muncul dan lenyap dengan sangat cepat dan merupakan hal yang diharapkan munculnya. Oleh karena itu ada dukha yang muncul dari harapan yang tidak terpenuhi. Dan hal yang menyenangkan tidak direlakan kepergiannya. Oleh karena itu ada dukha dari lenyapnya hal yang menyenangkan. Dengan melihat semua itu, maka berarti hakikatnya, hal yang menyangkan itu adalah dukha atau hal yang menyebabkan dukha. Dan yang menjadi sebab utama dukha itu, bukanlah objek-objek menyenangkan di luar sana, tetapi sikap pikiran yang melekati objek yang dianggap menyenangkan itu.

Rasa menyenangkan itu sendiri, bukanlah sesuatu yang salah. Karena seumur hidup rasa menyenangkan akan selalu muncul dan lenyap mengikuti jalannya sendiri. Yang salah adalah kemelekatan terhadap rasa menyenangkan itu. Dan kemelekatan itulah yang saya maksud "pandangan X". Dan pandangan X bukanlah pengetahuan tentang yang menyenangkan dan bukan menyenangkan. Dan pandangan X tersebut bisa menjadi salah satu faktor yang mendorong seseorang untuk mengembangkan aktifitas berpikir, bukan sekedar untuk mengembangkan pengetahuan, malainkan untuk mengembangkan perasaan menyenangkan di dalam dirinya.

Sabtu, 17 Juli 2010

Info Lowongan kerja

LOWONGAN KERJA

Sebuah perusahaan nasional yang bergerak di berbagai bidang dan berlokasi
dekat Grand Indonesia dan UOB Plaza membutuhkan segera sebuah posisi
resepsionis dengan kualifikasi sebagai berikut:

- wanita: umur 19-25 tahun
- pendidikan: minimal SMA/SMK atau D1
- penampilan menarik
- mampu berkomunikasi dengan baik
- mengerti bahasa Inggris

Bagi yang berminat, bisa diemail ke: email@hasudagroup.com, attn. HRD
division .

Kamis, 15 Juli 2010

INFO TRIDHARMA : PENERIMAAN MAHASISWA BARU S1 PANDITA TRIDHARMA

PENERIMAAN MAHASISWA BARU S1 PANDITA TRIDHARMA, Min Lulus SMA/SMK. Biaya Rp 1 juta/semester. Perkuliahan tiap hari Minggu pk 9 - 17 di Kampus Cipinang Jkt. Kuliah mulai 8 Agust 2010. Segera daftar ke Ketua Cabang/Wihara masing2 utk diteruskan ke PP Majelis Tridharma (up Romo Edy Wijaya S.Ag), Tx. TBU
Untuk Info lebih lanjut dapat menghubungi Ibu Haniyati (Ketua Wihara Buddha Dharma, Bekasi) atau Sdr. Indra Mulyadi (021-952 725 77)

Senyumku Buat Siapa

Ketika hujan turun nan derasnya...
kutunggu waktu tuk pulang kerja.....
masih tersisa jadwalku tuk bahas kemajuan para generasi penerys Dharma...

Gelegar petir mengejutkan mimpiku...mimpi akan hadirnya Dharmaduta baru....
Akankah hadir, entahlah...
sambil kucoba tuk tersenyum, pasti masih ada...

entah buat siapa senyumku, kukhusukan doa...melantunkanparitta di hati...sambil teriring harapan
smoga muncul ide-ide baru tuk mencari bibit Dharmaduta....

biar kujabarkan pd calon bibitku....
Dharmaduta adalah seperti tukang sampah, ia bertugas membersihkan yg kotor...
Dharmaduta seperti tukang tambal ban, ia dicari hanya ketika ada ban yang bocor...
Dharmaduta seperti dokter paling manjur tp murah harganya,
ia dipuji kehebatan uraian Dharmanya dan cukup sampai di situ...

Ia datang tak dijemput, pulang pun tak diantar....
Masih segar dalam ingatanku, gimana Romo cakkhupala Indra yg tua pergi ceramah
ke berbagai tempat yg baru kukunjungi stelah beliau almarhum.....

Masih segar dalam ingatanku, bagaimana Romo Ratana Darja Nurhalim berceramah....
Masih segar dalam ingatanku gimana para pemuda membandingkan para Dharmaduta dengan biku2...
Tapi ketika tanya kulempar....kapan kau mau terjun tuk ceramah....
"maaf tak sempat" hanya itu jawabmu.......
Senyum kecil yg keluar dari mulutku....

Marilah bercermin,lihatlah para dharmaduta kita, banyak yg sudah sepuh...
banyak mereka yg butuh istirahat....
Sekaranglah waktunya...tuk kita berbenah, tuk belajar jadi penerus mereka.....
jangan tunggu panggilan ...panggilan syair paritta "sabbe sankhara anicca"...
mengalun tuk kita.....

Mumpung masih bisa mendengar gita "Marilah mohon doa..."
"..laksanakan kewajiban dana paramita..."
jangan terlambat sobat...marilah tersnyum walaupun cuma senyum kecil....

Hidup adalah Pilihan

Ada 2 buah bibit tanaman yang terhampar di sebuah ladang yang subur.

Bibit yang pertama berkata, “Aku ingin tumbuh besar. Aku ingin menjejakan akarku dalam-dalam di tanah ini dan menjulangkan tunas-tunasku di atas kerasnya tanah ini. Aku ingin membentangkan semua tunasku untuk menyampaikan salam musim semi. Aku ingin merasakan kehangatan matahari dan kelembutan embun pagi di pucuk-pucuk daunku.” Dan bibit itu tumbuh, makin menjulang.

Bibit yang kedua bergumam, “Aku takut. Jika kutanamkan akarku ke dalam tanah ini, aku tak tahu, apa yang akan kutemui di bawah sana. Bukankah di sana sangat gelap? Dan jika kuteroboskan tunasku ke atas, bukankah nanti keindahan tunas-tunasku akan hilang? Tunasku itu pasti akan terkoyak. Apa yang akan terjadi jika tunasku terbuka dan siput-siput mencoba untuk memakannya? Dan pasti, jika aku tumbuh dan merekah, semua anak kecil akan berusaha untuk mencabutku dari tanah. Tidak, akan lebih baik jika aku menunggu sampai semuanya aman.” Dan bibit itupun menunggu, dalam kesendirian.

Beberapa pekan kemudian, seekor ayam mengais tanah itu, menemukan bibit yang kedua tadi, dan mencaploknya segera.

Memang selalu aja ada pilihan dalam hidup. Selalu saja ada lakon-lakon yang harus kita jalani. Namun, seringkali kita berada dalam sikap pesimis, kengerian, keraguan, dan kebimbangan- kebimbangan yang kita ciptakan sendiri. Kita sering terbuai dengan alasan-alasan untuk tak mau melangkah, tak mau menatap hidup. Karena hidup adalah pilihan, maka pilihlah dengan bijak.

27 tips jalani kehidupan (Part 2)

Lanjutan dari artikel sebelumnya. Semoga bermanfaat yaaa

10. Pandanglah segala sesuatu dari kacamata orang lain. Apabila hal itu menyakitkan hatimu, sangat mungkin hal itu menyakitkan hati orang itupula.

11. Kata-kata yang diucapkan sembarangan dapat menyulut perselisihan. Kata-kata yang kejam dapat menghancurkan suatu kehidupan. Kata-kata yang diucapkan pada tempatnya dapat meredakan ketegangan. Kata-kata yang penuh cinta dapat menyembuhkan dan memberkahi.


12. Awal dari cinta adalah membiarkan orang yang kita cinta menjadi dirinya sendiri, dan tidak merubahnya menjadi gambaran yang kita
inginkan..Jika tidak, kita hanya mencintai pantulan diri sendiri yang kita temukan di dalam dia.


13. Orang-orang yang paling berbahagia tidak selalu memiliki hal-hal terbaik, mereka hanya berusaha menjadikan yang terbaik dari setiap hal yang hadir dalam hidupnya.


14. Mungkin Tuhan menginginkan kita bertemu dengan beberapa orang yang salah sebelum bertemu dengan orang yang tepat, kita harus mengerti bagaimana berterima kasih atas karunia itu.


15. Hanya diperlukan waktu semenit untuk menaksir seseorang, sejam untuk menyukai seseorang dan sehari untuk mencintai seseorang tetapi diperlukan waktu seumur hidup untuk melupakan seseorang.

16. Kebahagiaan tersedia bagi mereka yang menangis, mereka yang disakiti hatinya, mereka yang mencari dan mereka yang mencoba. Karena hanya mereka itulah yang menghargai pentingnya orang-orang yang pernah hadir dalam hidup mereka.

17. Cinta adalah jika kamu kehilangan rasa, gairah, romantika da masih tetap peduli padanya.

18.. Hal yang menyedihkan dalam hidup adalah ketika kamu bertemu seseorang yang sangat berarti bagimu dan mendapati pada akhirnya bahwa tidak demikian adanya dan kamu harus melepaskannya.

19. Cinta dimulai dengan sebuah senyuman, bertumbuh dengan sebuah ciuman dan berakhir dengan tetesan air mata.

20. Cinta datang kepada mereka yang masih berharap sekalipun pernah dikecewakan, kepada mereka yang masih percaya sekalipun pernah dikhianati, kepada mereka yang masih mencintai sekalipun pernah disakiti hatinya.

21. Sungguh menyakitkan mencintai seseorang yang tidak mencintaimu,tetapi yang lebih menyakitkan adalah mencintai seseorang dan tidak pernah memiliki keberanian untuk mengutarakan cintamu kepadanya.

22. Memang sakit rasanya melihat orang yang kita cintai berbahagia dengan orang lain, tetapi akan lebih menyakitkan apabila orang yang kita cintai itu bersama kita tanpa kebahagiaan.

23. Masa depan yang cerah selalu tergantung kepada masa lalu yang dilupakan, kamu tidak dapat hidup terus dengan baik jika kamu tidak
melupakan kegagalan dan sakit hati di masa lalu.

24. Jangan pernah mengucapkan selamat tinggal jika kamu masih mau mencoba, jangan pernah menyerah jika kamu masih merasa sanggup jangan pernah mengatakan kamu tidak mencintainya lagi jika kamu masih tidak dapat melupakannya.

25. Memberikan seluruh cintamu kepada seseorang bukanlah jaminan dia akan membalas cintamu! Jangan mengharapkan balasan cinta, tunggulah sampai cinta berkembang di hatinya, tetapi jika tidak, berbahagialah karena cinta tumbuh dihatimu.


26. Ada hal-hal yang sangat ingin kamu dengar tetapi tidak akan pernah kamu dengar dari orang yang kamu harapkan untuk mengatakannya. Namun demikian janganlah menulikan telinga untuk mendengar dari orang yang mengatakannya dengan sepenuh hati.

27. Waktu kamu lahir, kamu menangis dan orang-orang disekeliling mu tersenyum - jalanilah hidupmu sehingga pada waktu kamu meninggal, kamu tersenyum dan orang-orang disekelilingmu menangis.


Kadang kesombongan matahari, membuat kita membenci dan menyesali kedatangan
sang malam.
Tapi tahukah kita bahwa dibalik kegelapan malam itu kita justru dapat
melihat indahnya cahaya bintang.

27 tips jalani kehidupan

Semoga bermanfaat yaaa. OMITOHUT

1. Jangan tertarik kepada seseorang karena parasnya, sebab keelokan paras dapat menyesatkan. Jangan pula tertarik kepada kekayaannya, karena kekayaan dapat musnah. Tertariklah kepada seseorang yang dapat membuatmu tersenyum, karena hanya senyum yang dapat membuat hari-hari yang gelap menjadi cerah. Semoga kamu menemukan orang seperti itu.

2. Ada saat-saat dalam hidup ketika kamu sangat merindukan seseorang sehingga ingin hati menjemputnya dari alam mimpi dan memeluknya dalam alam nyata. Semoga kamu memimpikan orang seperti itu.

3. Bermimpilah tentang apa yang ingin kamu impikan, pergilah ke tempat kamu ingin pergi, jadilah seperti yang kamu inginkan,karena kamu hanya memiliki satu kehidupan dan satu kesempatan untuk melakukan hal-hal yang ingin kamu lakukan.

4. Janganlah terlalu mencintai akan sesuatu karena belum tentu yang
dicintai itu terbaik buat kita, sebaliknya janganlah terlalu membenci akan sesuatu karena mungkin yang dibenci itu merupakan yang terbaik buat kita.

5. Akan lebih baik berlagak tidak mengerti pada apa yang dimengerti,
daripada berlagak mengerti pada apa yang tidak dimengerti.

6. Semoga kamu mendapatkan kebahagiaan yang cukup untuk membuatmu baik hati, cobaan yang cukup untuk membuatmu kuat, kesedihan yang cukup untuk membuatmu manusiawi, pengharapan yang cukup untuk membuatmu bahagia dan uang yang cukup untuk membeli hadiah-hadiah.

7. Ketika satu pintu kebahagiaan tertutup, pintu yang lain dibukakan.
Tetapi acapkali kita terpaku terlalu lama pada pintu yang tertutup sehingga tidak melihat pintu lain yang dibukakan bagi kita.

8. Sahabat terbaik adalah dia yang dapat duduk berayun-ayun di beranda bersamamu, tanpa mengucapkan sepatah katapun, dan kemudian kamu meninggalkannya dengan perasaan telah bercakap-cakap lama dengannya.

9. Sungguh benar bahwa kita tidak tahu apa yang kita milik sampai kita
kehilangannya, tetapi sungguh benar pula bahwa kita tidak tahu apa yang belum pernah kita miliki sampai kita mendapatkannya.

To be Continueeeeee....

Renungan Siang : Kisah 2 Ikat Bunga

Semoga bermanfaat yaa..

Ada seorang pengusaha muda yang pagi itu terburu-buru berangkat kantor karena ia bangun rada kesianga. Sementara pagi itu ia ada meeting dengan rekan bisnis-nya. Karena terburu-buru,
ia tidak sempat menikmati sarapan pagi buatan isterinya. Ia lalu
memutuskan untuk mampir ke sebuah toko untuk membeli roti sebagai ganti sarapan pagi. Pikirnya, "nanti roti ini dimakan
di kantor saja".

Ketika ia sedang memilih roti yang hendak dibelinya, matanya tertarik mengamati seorang anak kecil berusia kira-kira sepuluh tahun yang sedang memilih bunga di toko sebelah. Anak kecil ini terlihat sedang tawar menawar harga bunga dengan pelayan toko tersebut. "Mbak, harga bunga ini berapa?" tanyanya kepada pelayan toko. " Lima puluh ribu rupiah", jawab sang pelayan.

Kemudian ia memilih bunga yang lain dan bertanya kembali, "Kalau bunga yang ini berapa?" . "Ini lebih mahal lagi, seratus lima puluh ribu rupiah!" jawab sang pelayan. "Kalau yang ini berapa?" tanyanya sambil menunjukkan bunga yang lebih bagus lagi. "Ini harganya dua ratus lima puluh ribu, nak!" jawab sang pelayan.

Anak ini terlihat bingung karena harga bunganya bertambah tinggi, ia tidak menyadari bahwa bunga yang ia tunjuk itu bunga yang paling bagus. Dengan sedih ia bertanya, "Adakah bunga yang harganya lima ribu?". Anak ini ternyata hanya memiliki uang lima ribu rupiah walau keinginannya untuk mendapatkan bunga itu sangat besar. Belum sempat pelayan toko itu menjawab, pengusaha muda ini segera bertanya kepada sang anak, "Nak, kamu mau beli bunga buat siapa?" Kemudian anak ini menjawab, "Saya mau beli bunga buat mama, karena hari ini mama ulang tahun!"

Pengusaha muda ini tersentak, dalam hatinya ia berkata, "Wah... mati aku, aku lupa! Hari ini isteriku ulang tahun. Aku belum mengucapkan selamat ulang tahun kepadanya. Kalau sampai aku lupa, ia bisa marah!"

Segera ia berkata kepada pelayan toko, "Mbak, saya beli bunga ini. Saya beli dua ikat. Satunya buat anak ini. Tolong nanti antar bunga ini ke alamat rumah saya," katanya sambil memberikan kartu namanya.

Kemudian pengusaha muda itu memberikan bunga tersebut kepada sang anak dan mengucapkan terima kasih sudah mengingatkannya bahwa hari ini ternyata isterinya juga berulang tahun. Anak itu kemudian pergi.

Pengusaha ini segera bergegas ke mobilnya dan melanjutkan perjalanan ke kantor. Ketika ia sedang mengendarai mobil, ia melewati anak kecil tadi sedang berjalan. Iapun berhenti dan bertanya apakah ia satu jurusan dengannya. Anak kecil itu mengiyakan dan kemudian masuk ke dalam mobilnya.

Sampai di suatu tempat yang agak sepi anak ini minta turun. Pengusaha muda tersebut heran melihat anak kecil ini masuk melewati sebuah lorong kecil. Karena penasaran, ia mengikuti sang anak dari belakang. Betapa terkejutnya ia ketika melihat anak kecil ini menaruh bunganya di sebuah gundukan tanah kuning yang masih basah.

Kemudian ia bertanya, "Nak, ini kuburan siapa?" Anak kecil itu kemudian menjawab, "Oom, hari ini mama ulang tahun. Tetapi sayang, mama baru saja meninggal dua hari yang lalu. Oleh sebab itu saya datang ke tempat ini untuk membawakan mama bunga dan mengucapkan selamat ulang tahun."

Pengusaha muda begitu tersentak dengan perkataan anak ini. "Apakah isteriku masih hidup saat ini?" tanyanya dalam hati. Segeralah ia berlari masuk ke mobil, mengendarainya dengan kecepatan tinggi dan menuju ke toko tadi. Dengan terengah-engah ia berkata kepada pelayan toko, "Mana bunga yang tadi saya beli? Bunganya tidak usah dikirim, biar saya saja yang langsung memberikannya ke tangan isteri saya."

Dengan cepat ia menyambar bunga tersebut dan menyetir pulang. Sampai di rumah, ia segera berlari mendapatkan isterinya. "Thanx God! Isteriku masih hidup!"

Sambil memberikan bunga ia berkata, "Isteriku, selamat ulang tahun". Kemudian ia mencium dan memeluk isterinya kuat-kuat sambil mengucap syukur kepada Thian. Sambil menangis ia berkata, "Kamsia Thian. Engkau masih memberikan kesempatan kedua kepadaku."

Teman2 Tridharma dimanapun berada,
Banyak di antara kita terlalu sibuk dengan aktifitas sehari-hari. Aktifitas dan rutinitas ternyata sudah 'membunuh' perhatian dan momen-momen penting yang harus dinikmati bersama orang-orang yang kita kasihi; orang tua, suami, isteri, anak-anak, dan saudara-saudara kita. Demi mengejar karier, uang dan jabatan banyak orang melupakan keluarga.

Seorang businessman hanya berpikir bahwa memenuhi kebutuhan materi isteri dan anak-anak sudah membuatnya merasa menjadi ayah yang baik.

Kita tidak sadar, kita sudah salah jika berpikir demikian. Hari ini, kalau kita masih diberi kesempatan untuk hidup semua hanyalah karunia Tuhan. Jangan tunggu sampai besok untuk menunjukkan kasih dan sayang kita kepada orang-orang disekitar kita, terutama orang-orang yang paling dekat dengan kita. Jangan tunggu mereka mati kita baru menyadarinya.

Jangan tunggu sampai besok! Karena kita tidak tahu apa yang akan terjadi dengan hari esok. Jika kita masih hidup pada hari ini berarti ini kesempatan kedua buat kita. Ambil kesempatan kedua yang Thian anugrahkan buat kita hari ini

Ayah, Anak dan Keledai

Suatu hari seorang ayah mengajak anaknya pergi ke luar kota untuk berdagang, Dia percaya bahwa pendidikan terbaik adalah gabungan dari teori dan praktik sekaligus. Jadi ia ingin agar sejak dini anaknya mengerti apa yang dikerjakan ayahnya, sehingga kelak sang anak bisa meneruskan usaha orang tuanya, Hal lain yang ingin diraih adalah agar sang anak tahu betapa keras perjuangan Sang Ayah. Ia akan belajar 2 hal, yaitu respek terhadap orag tua dan mencari nafkah tidaklah mudah, sehingga ia akan menghargai jerih payah kedua orang tuanya, hidup lebih bertanggung jawab dan tidak berfoya-foya.


Karena sang keledai bertubuh kecil, sang ayah mengalah pada putranya. Ia rela jalan kaki sambil menuntun keledai yang dimuati makanan cukup banyak sebagai bekal di perjalanan. Selang beberapa lama, mereka bertemu segerombolan orang yang berbisik-bisik membicarakan mereka. Seorang diantaranya berkata, "Kasihan benar si ayah. Sudah tua masih harus berjalan kaki. Sementara anaknya yang jauh lebih muda benar-benar tidak tahu diri. Seharusnya ia berjalan dan merelakan ayahnya naik keledai. Sungguh malang nasib si ayah mempunyai anak yang tidak berbakti."


Mendengar celotehan ini Sang Anak merasa malu dan meminta ayahnya naik keledai dan gilirannya ia berjalan kaki. Sewaktu pejalanan ia bertemu segerombolan orang yan berbeda. Pandangan mereka aneh dan penuh tanya. Ketika berpapasan, seorang diantaranya berkata "Benar-benar orang tua yang jahat, anak sekecil itu disuruh berjalan kaki diterik matahari, sementara ia enak-enakan menunggang keledai tanpa merasa bersalah sedikit pun!"


Mendengar ucapan tersebut, anak dan ayah saling berpandangan mata. Mereka bingung sejenak mendengar dua pandangan yang kontras berbeda. Lantas Sang Ayah dengan sigap menarik anaknya naik ke pungung keledai bersama-sanama. Kini kedua Ayah dan Anak itu naik keledai berboncengan dan meneruskan perjalanan menuju kota.


Tak lama kemudian merka berjumpa dengan rombongan ketiga. Mereka mengumpat "Sunguh manusia yang jahat dan tidak punya rasa kasihan. Keledai sekecil dan sekurus itu harus ditunggangi dua orang yang berbadan cukup berat. Belum lagi masih ditambah beban yang cukup besar. Belum lagi ditambah beban yang cukup berat. Benar-benar manusia yang tidak punya perasaan kasihan sedikit pun. Coba saja kalau dia yang menjadi keledai, baru sebentar pasti sudah minta ampun."


Mendengar hal itu, ayah dan anak bingung. Serba salah. Begini salah, begitu keliru. Akhirnya sambil menghela nafas panjang. Keduanya turun dari keledai dan berjalan beriringan di samping keledai keledai di terik matahari yang ganas, mereka memaksa diri untuk terus berjala tanpa henti.


Kala pikiran mereka sedang menerawang sambil berjalan, tiba-tiba keduanya dikagetkan oleh tawa cekikian serombongan orang yang melewati mereka, "Bapak dan anak ini sungguh gila. Punya keledai tidak dinaiki, malah dituntun. Kenapa keledainya tidak digendong saja sekalian? Benar benar ada orang yang sedemikian bodohnya didunia ini. Sungguh mereka jauh lebih bodoh dari keledai."


Kali ini sang ayah tidak bingung lagi. ia menaikkan anaknya ke punggung keledai. Sebelum Sang Anak protes, ayahnya berkata, "Hidup haruslah punya pendirian. Telinga memang berfungsi untuk mendengar. Tapi otak kita bertugas menyaring semua yang tertangkap oleh panca indrea kita, termasuk oleh pendengaran. Sementara hati kita punya tugas untuk menimbang, merasakan mana yang tepat dan benar, mana yang tidak. Dari awal kita telah melakukan kekeliruan, hanya menggunakan telinga untuk mendengar. Kita membiarkan otak dan hati kita diam tak berfungsi. Kita membiarkan diri kita dipermainkan keadaan yang datang dari luar diri kita. Itu tidak boleh terjadi lagi anakku. Kita harus bersikap, punya pendirian dan berani mempertahankan pendirian kita dengan segala konsekuensinya. Kamu kecil, kamulah yang lebih layak menaiki keledai. Saat ini ayahmu masih kuat. Nanti pada saatnya tiba, gantian ayahmu yang harus kamu rawat dan kamu juga. Itulah kehidupan."


Meski masih kecil, sang anak dapat mengerti wejangan Sang Ayah. Di dalam hatinya kini tertanam tiga hal penting.

1. Rasa hormat dan hutang budi atas kasih sayang Sang Ayah.

2. Sadar bahwa dalam hidup orang harus memilih, bersikap dan punya pendirian.

3. Sudut pandang tiap orang berbeda dan beragam dan bahkan acapkali bertentangan.

Tiada yang mutlak benar, tiada yang mutlak salah. Mengikuti semua pendapat akan menyesatkan. Memilih salah satu, belum tentu benar. Tapi itulah risiko. Tentu dengan perhitungan dan pertimbangan yang matang, Ia lantas ingat nasihat Sang ayah sebelumnya : dimana ada Yin, di situ ada Yang. Demikian pula sebaliknya.

Tanpa terasa keduanya kini tersenyum. Tanpa beban.

Jadi teman-teman, tiap orang memiliki cara pandang yang berbeda dalam menyikap sesuatu. Tapi kita harus memiliki Pendirian yang kuat dan berani mempertahankan konsekuensinya.

HIDUP ADALAH SEBUAH PILIHAN DAN PERTAHANKANLAH PILIHAN KITA DENGAN PENDIRIAN YANG KUAT.

Lingkungan Mempengaruhi Kita

Kaleng Coca Cola

Ada 3 kaleng coca cola, ketiga kaleng tersebut diproduksi di pabrik yang sama

Ketika tiba hari pengiriman, sebuah truk datang ke pabrik mengangkut kaleng-kaleng coca cola dan menuju ke tempat yang berbeda untuk pendistribusian.

Pemberhentian pertama adalah pasar tradisional.
Kaleng coca cola pertama di turunkan disini. Kaleng tersebut dipajang di rak bersama dengan kaleng coca cola yang lainnya dan kemudian diberikan harga Rp. 4000.

Pemberhentian kedua adalah Supermarket di daerah lumayan elite.
Di sana, kaleng tersebur juga diturunkan.
Kaleng tersebut ditempatkan didalam kulkas supaya dingin dan dijual dengan harga Rp. 7000

Pemberhentian terakhir adalah hotel bintang 5 yang sangat mewah.
Kaleng coca cola ketiga diturunkan di sana. Kaleng tersebut tidak di tempatkan di rak atau kulkas melainkan hanya akan dikeluarkan jika ada pesanan dari pelanggan.

Dan ketika dikeluarkan, kaleng ini dikeluarkan bersama dengan gelas kristal berisi batu es. Semua disajikan di atas baki dan pelayan hotel akan membuka kaleng coca cola itu, menuangkannya ke dalam gelas dan dengan sopan menyajikannya ke pelanggan.
Harganya beda dari yang lain, yaitu Rp 50.000

Teman-teman Tridharma,
sekarang pertanyaanya adalah, Mengapa ketiga kaleng coca cola tersebut memiliki harga yang berbeda padahal diproduksi dari pabrik yang sama, diantar dengan truk yang sama dan bahkan merka memiliki cita rasa yang sama?

Lingkungan kita mencemirkan harga. Lingkungan berbicara tentang kualitas diri kita.
Apabila berada dilingkungan yang bisa mengeluarkan terbaik dalam diri kita, maka kita akan menjadi yang terbaik..

Tapi apabila berada dilingkungan yang mengecilkan diri kita maka kita akan menjadi kecil.

( Orang yang sama, bakat yang sama, kemampuan yang sama ) + LINGKUNGAN YANG BERBEDA = NILAI YANG BERBEDA!

Lakukanlah Sebelum Anda Menyesal (Luangkanlah Waktu Anda Untuk Membaca Artikel Ini)

Sebuah cerita yang sangat menyentuh hati kita semua. Omitohut bermanfaat.

Papa baca keras-keras ya pa, supaya Jessica bisa denger"

Pada suatu malam Budi, seorang eksekutif sukses, seperti biasanya sibuk memperhatikan berkas-berkas pekerjaan kantor yang dibawanya pulang ke rumah,karena keesokan harinya ada rapat umum yang sangat penting dengan para pemegang saham. Ketika ia sedang asyik menyeleksi dokumen kantor tersebut, Putrinya Jessica datang mendekatinya, berdiri tepat disampingnya, sambil memegang buku cerita baru. Buku itu bergambar seorang Sun Go Kong yang imut, sangat menarik perhatian Jessica, "Pa liat"! Jessica berusaha menarik perhatian ayahnya. Budi menengok ke arahnya, sambil menurunkan kaca matanya, kalimat yang keluar hanyalah kalimat basa-basi "Wah,. Buku Baru ya Jes?", "Ya papa" Jessica berseri-seri karena merasa ada tanggapan dari ayahnya. "Baca in Jessi dong pa" pinta Jessica lembut, "Wah papa sedang sibuk sekali, jangan sekarang deh" sanggah budi dengan cepat. Lalu ia segera mengalihkan perhatiannya pada kertas-kertas yang berserakkan didepannya, dengan serius.

Jessica bengong sejenak, namun ia belum menyerah. Dengan suara lembut dan sedikit manja ia kembali merayu "pa, mama bilang papa mau baca untuk Jessi" Budi mulai agak kesal, "Jes papa sibuk, sekarang Jessi suruh mama baca ya" "pa, mama cibuk, terus, papa liat gambarnya lucu-lucu", "Lain kali Jessica, sana ! papa lagi banyak kerjaan" Budi berusaha memusatkan perhatiannya pada lembar-lembar kertas tadi, menit demi menit berlalu, Jessica menarik nafas panjang dan tetap disitu, berdiri ditempatnya penuh harap, dan tiba-tiba ia mulai lagi. "pa,.. gambarnya bagus, papa pasti suka", "Jessica, PAPA BILANG, LAIN KALI !!" kata Budi membentaknya dengan keras, Kali ini Budi berhasil, semangat Jessica kecil terkulai, hampir menangis, matanya berkaca-kaca dan ia bergeser menjauhi ayahnya "Iya pa,. lain kali ya pa?"

Ia masih sempat mendekati ayahnya dan sambil menyentuh lembut tangan ayahnya ia menaruh buku cerita di pangkuan sang Ayah. "pa kalau papa ada waktu, papa
baca keras-keras ya pa, supaya Jessica bisa denger" Hari demi hari telah berlalu, tanpa terasa dua pekan telah berlalu namun permintaan Jessica kecil tidak pernah terpenuhi, Buku cerita "Anak-anak pembawa perdamaian"(terbitan KORPAR Choice Katedral), belum pernah dibacakan bagi dirinya.

Hingga suatu sore terdengar suara hentakan keras "Buukk!!" beberapa tetangga melaporkan dengan histeris bahwa Jessica kecil terlindas kendaraan seorang pemuda mabok yang melajukan kendaraannya dengan kencang didepan rumah Budi. Tubuh Jessica mungil terhentak beberapa meter, dalam keadaan yang begitu panik ambulance didatangkan secepatnya, selama perjalanan menuju rumah sakit, Jessica kecil sempat berkata dengan begitu lirih "Jessi takut pa, jessi takut ma, Jessi sayang papa mama" darah segar terus keluar dari mulutnya hingga ia tidak tertolong lagi ketika sesampainya di rumah sakit terdekat.

Kejadian hari itu begitu mengguncangkan hati nurani Budi, Tidak ada lagi waktu tersisa untuk memenuhi sebuah janji. Kini yang ada hanyalah penyesalan
Permintaan sang buah hati yang sangat sederhana,.. pun tidak terpenuhi.
Masih segar terbayang dalam ingatan budi tangan mungil anaknya yang memohon kepadanya untuk membacakan sebuah cerita, kini sentuhan itu terasa sangat berarti sekali, ",...papa baca keras-keras ya pa, supaya Jessica bisa denger" kata-kata jessi terngiang-ngiang kembali.

Sore itu setelah segalanya telah berlalu, yang tersisa hanya keheningan dan kesunyian hati, canda dan riang Jessica kecil tidak akan terdengar lagi, Budi mulai membuka buku cerita "Anak-anak pembawa perdamaian" yang diambilnya perlahan dari onggokan mainan Jessica di pojok ruangan. Bukunya sudah tidak baru lagi, sampulnya sudah usang dan koyak. Beberapa coretan tak berbentuk menghiasi lembar-lembar halamannya seperti sebuah kenangan indah dari Jessica kecil. Budi menguatkan hati, dengan mata yang berkaca-kaca ia membuka halaman pertama dan membacanya dengan suara keras, tampak sekali ia berusaha membacanya dengan keras, Ia terus membacanya dengan keras-keras halaman demi halaman, dengan berlinang air mata. "Jessi dengar papa baca ya" selang beberapa kata,.. hatinya memohon,.lagi "Jessi papa mohon ampun nak" "papa sayang Jessi"
Seakan setiap kata dalam bacaan itu begitu menggores lubuk hatinya, tak kuasa menahan itu Budi bersujut dan menagis,..memohon satu kesempatan lagi untuk mencintai.

Teman2 Tridharma,
Seseorang yang mengasihi selalu mengalikan kesenangan dan membagi kesedihan kita, Ia selalu memberi PERHATIAN kepada kita Karena ia Peduli kepada kita

ADAKAH "PERHATIAN TERBAIK" ITU BEGITU MAHAL BAGI MEREKA ?

BERILAH "PERHATIAN TERBAIK" WALAUPUN ITU HANYA SEKALI

Bukankah Kesempatan untuk memberi perhatian kepada orang-orang yang kita cintai itu sangat berharga ?

DO IT NOW!

Berilah "PERHATIAN TERBAIK" bagi mereka yang kita cintai LAKUKAN SEKARANG !! KARENA HANYA ADA SATU KESEMPATAN UNTUK MEMPERHATIKAN DENGAN HATI KITA

Lakukanlah yang anda bisa lakukan sekarang juga! Sebelum menyesali semua yang telah terjadi. Karena penyesalan selalu datang terlambat.

1007 kali Gagal. Sudah Berapa Kali Gagalkah Anda?!

Sebuah kisah yang sangat menginspirasi..Omitohut bermanfaatt..

Mungkin bagi kita sudah tidak asing lagi jika melihat ada KFC (Kentuky Fried Chicken) yang ada di MALL atau di tempat khusus.tapi apakah anda tahu bagaimana perjuangan sebelum ada nya KFC?

Bermula dari seorang kolonel yang telah purna tugas, beliau bernama bapak Sanders (62 tahun). Sebelumnya beliau sudah memiliki restoran yang sebelumnya cukup sukses, tetapu karena dibuka nya jalan raya utama yang baru akhirnya resrotannya jarang dilewati oleh pelanggan dan omzet nya semakin turun drastis.

Akhirnya Kolonel sanders mulai untuk mewarkan resep makanannya dengan bentuk penjualan dengan konsep franchise. tetapi banyak sekali penolakan yang di lontarkan kepada kolonel sanders sampai-sampai tunjangan pensiunanya hanya US$ 105. penolakan itu terjadi karena bnyak restoran yang tidak paham dengan konsep baru yang ditawarkan oleh kolonel sanders, tapi dengan gigih dan tanpa menyerah akhirnya tolakan berhenti yang ke-1007. dan pada tawaran selanjutnya kepada restoran ke-1008 lah akhirnya resep kolonel sanders diterima. Hingga saat ini lah banyak sekali resrtoran-restoran yang menjual resep nya.

Di akhir cerita Pada Usia ke 90 tahun kolonel Sanders terserang leukimia. Dari sini kita bisa mengambil hikmahnya bahwa kolonel Sanders telah melakukan perjalanan 250.000 mil untuk memperkenalkan masakannya. lalu bagaimana dengan anda??? apakah anda sanggup jika mengalami apa yang dialami oleh beliau??kenapa beliau tetap bertahan walau ditolak sampai 1007 kali??apakah anda setua beliau?? jawabnya adalah “IMPIAN yang KUAT"

Teman2 Tridharma yang baik,
Seberapa besar mimpi anda?! Mimpi adalah kunci yang harus anda dan kita semua miliki. Tapi ingatlah bahwa Nabi Khong Hu Cu mengajarkan bahwa semakin tinggi mimpi kita belum tentu baik, yang baik adalah teguhkan dan kuatkanlah mimpi kita.

Yang Ariya Anuruddha (Yang terkemuka dalam Mata Dewa)

Omitohut bermanfaat...


Sesaat sebelum mencapai Parinibbana, Sang Buddha menyampaikan kata-kata terakhir Beliau, "O Bhikkhu dengarkanlah baik-baik nasihatku: Segala sesuatu yang terdiri atas paduan unsur-unsur akan hancur kembali. Karena itu berjuanglah dengan sungguh-sungguh". Setelah itu Sang Buddha memasuki Jhana kesatu, lalu Jhana kedua, ketiga, keempat. Kemudian memasuki 'Kesadaran Terbatas', keadaan 'Kosong', keadaan 'Bukan Pencerapan pun Bukan Pencerapan' kemudian mencapai 'Penghentian Pencerapan dan Perasaan'.

Pada saat itulah YA Ananda berkata kepada Anruddha, "Bhante, Sang Bhagava telah Parinibbana!" Tetapi YA Anuruddha menjawab, "Belum Avuso Ananda. Sang Bhagava belum Parinibbana. Beliau sekarang berada dalam keadaan 'Penghentian Pencerapan dan Perasaan'".

Kemudian Sang Buddha bangun dari keadaan 'Penghentian Pencerapan dan Perasaan' lalu memasuki keadaan yang telah dijalaninya dengan urutan sebaliknya sampai kembali ke Jhana ke satu. Dari Jhana kesatu, Beliau kembali memasuki Jhana kedua, ketiga dan keempat. Keluar dari Jhana keempat Sang Buddha segera mengakhiri hidupnya dan mencapai Parinibbana.

Ketika Sang Buddha mencapai Parinibbana, YA Anuruddha mengucapkan syair berikut,

"Dengan tiada pergerakan napas,
tetapi dengan keteguhan hati,
Bebas dari keinginan dan tenang,
Demikianlah Sang Petapa mengakhiri hidupnya,
Tak gentar menghadapi saat mautnya,
Batinnya memperoleh kebebasan,
Bagaikan api lampu yang padam".

YA Anuruddha terlahir sebagai saudara sepupu Sang Buddha, putera dari Amitodana. Mempunyai saudara kandung bernama Mahanama dan merupakan saudara satu ayah lain ibu dari Ananda. Wajahnya tampan, alisnya lurus dan bentuk hidupnya bagus, ahli dalam seni bela diri dan olahraga. Orangtuanya amat menyayanginya dan memberinya rumah untuk tiap musim, satu untuk musim panas, satu untui musim dingin dan satu untuk musim hujan, sebagaimana yang diperoleh Pangeran Siddhattha dari orangtuanya. Di dalam tiap rumah yang dibangun untuk Anuruddha, terdapat banyak pelayan yang selalu siap melayaninya. Kedatangan Sang Buddha ke kapilavatthu membuat banyak orang tertarik akan Ajaran Sang Buddha dan banyak diantara mereka yang meninggalkan hidup keduniawian dan menjadi bhikkhu. Dalam keluarga Anuruddha belum ada yang menjadi bhikkhu. Oleh karena itu Mahanama mengusulkan agar salah satu dari mereka untuk menjadi bhikkhu, karena apabila keduanya menjadi bhikkhu maka tidak ada lagi yang memelihara garis keturunan keluarga.

Anuruddha yang terbiasa hidup dalam kemewahan merasa sulit untuk hidup sebagai bhikkhu, namun Mahanama membujuknya dengan menunjukkan kesukaran kehidupan sebagai perumah tangga, dan pekerjaan dalam pertanian yang tiada habisnya. Anuruddha meminta ijin dari ibunya untuk menjadi bhikkhu. Ibunya yang amat menyayanginya mula-mula menolak membei ijin, akhirnya memberi ijin dengan syarat sepupunya Bhaddiya, Raja Sakya yang menggantikan Raja Suddhodana yang telah mangkuat, juga mengikutinya menjadi bhikkhu. Ibunya berpikir bahwa tidak mungkin Bhaddiya akan meninggalkan tugasnya sebagai raja untuk menjadi bhikkhu.

Bhaddiya berkata bahwa ia mau menemani Anuruddha menjadi bhikkhu asalkan Anuruddha mau menunggu tujuh tahun lagi. Atas desakan Anuruddha, masa menunggu itu dipersingkat menjadi enam tahun, lima tahun emoat tahun, sampai satu tahun. Akhirnya Bhaddiya berjanji untuk melaksanakan hal itu tujuh hari lagi setelah ia menyerahkan tugasnya kepada anak dan saudaranya..

Anuruddha kemudian mengajak pula Ananda, Bhagu, Kimbila, dan Devadatta untuk menjadi bhikkhu. agar tidak dicurigai, mereka pergi ketaman seolah-olah akan berolahraga dengan membawa pulang tukang cuku mereka yang bernama Upali. Di tengah perjalanan mereka menuruh para pengiring pulang, dan kemudian melepaskan baju dan perhiasan yang dipakai untuk dibawa pulang oleh Upali. Tetapi Upali yang merasa takut akan kemarahan orang Sakya bila membawa pulang barang-barang itu, akhirnya mengikuti mereka untuk menjadi bhikkhu. Mereka bertemu Sang Buddha di Anupiya dalam perjalanan ke Rajagaha. Mereka memohon kepada Sang Buddha agar Upali ditahbiskan terlebih dahulu agar mereka dapat mengurangi rasa kesombongan mereka dengan demikian selanjutnya mereka harus menghormati Upali sebagai bhikkhu yang lebih senior.

Bhaddiya kemudian mencapai tiga pengetahuan dan menjadi Arahat. Ananda mencapai tingkat kesucian Sotapanna, Devadatta memperoleh kesaktian yang dapat dicapai oleh manusia biasa, Bhagu, Kimbila dan Upali pun kemudian mencapai tingkat Arahat.

Anuruddha yang terbiasa hidup nyaman dan dilayani oleh banyak pelayan kini harus mengenakan jubah kasa, berkeliling menerima dana makanan, tidur di alam terbuka dan menjadi aturan yang keras. Dengan tekadnya yang kuat, ia dapat terbiasa dengan kehidupan sebgai bhikkhu namun merasa amat lelah dalam melaksanakan latihan-latihan itu.

Pada suatu kali ketika Anuruddha dan bhikkhu-bhikkhu lainnya sedang berkumpul di vihara Jetavana mendengarkan khotbah Sang Buddha, ia merasa sangat mengantuk dan tertidur. Ia terbangun ketika Sang Buddha menuyebut namanya dan menyapanya dengan beberapa perkataan. Setelah khotbah selesai, dengan rasa malu Anuruddha menyampaikan rasa penyesalannya kepada Sang Buddha dan bertekad untuk tidak lagi tertidur pada saat mendengarkan khotbah Sang Buddha., Sejak saat itu Anuruddha tidak pernah memejamkan mata walaupun dimalam hari.

Dengan latihannya Anuruddha memperoleh mata dewa, yaitu kemampuan untuk melihat timbul lenyapnya makhluk-makhluk di alam semesta ini. Kemudian beliau mencapai tingkat kesucian tertinggi yaitu Arahat. namun latihan yang keras demikian menyebabkan gangguan pada matanya sehingga tidak dapat melihat. Ketika diminta oleh Sang Buddha agar beliau tidur untuk memulihkan penglihatan matanya sesuai dengan anjuran dokter, beliau menjawab, "Bhante, dengan bertekad untuk tidak tidur saya dapat mengatasi semua penderitaan. Bagaimana saya dapat melepaskan tekad itu?".

YA Anuruddha hadir pada saat Sang Buddha mencapai Parinibbana dan berperan pula dalam Sidang Agung Sangha yang diadakan setelah Sang Buddha Parinibbana.Beliau dengan para bhikkhu lainnya mendesak YA Ananda untuk melatih diri dengan sungguh-sungguh sehingga dapat mencapai tingkat Arahat pada Sidang Agung tersebut. YA Anuruddha mencapai Parinibbana (wafat) di desa Veluva dari Vajjian di bawah kerimbunan pohon bambu.

Sumber:
SISWA - SISWA UTAMA SANG BUDDHA 1
Editor: Bhikkhu Indaratano Penyusun: Dharma K. Widya Ilustrator: Noviannya Widya, ST Desain: Aditya Widya, S.Kom / Sandry Daryanto
Penerbit : Yayasan Dana Pendidikan Buddhis Nalanda, Jakarta

CHANNA [Berjuang Mencapai Pembebasan Setelah Mengalahkan Keangkuhannya]

Semoga bermanfaaat yah teman2..Omitohut

CHANNA [Berjuang Mencapai Pembebasan Setelah Mengalahkan Keangkuhannya]


Memperoleh sesuatu, seperti keinginan yang tercapai, kesuksesan atau memperoleh status yang baru kadangkala menjadikan seseorang itu lupa. Orang menjadi angkhu, congkak, dan sombong. Seorang yang semula pembantu, bisa menjadi lebih berkuasa, sombong setelah menjadi tuan atau merasa dekat dengan tuannya.

Psikologis seorang abdikrat yang kemudian menjadi otokrat sering dialami oleh banyak manusia terhadap status barunya. Demikianlah yang dialami oleh Channa, kusir Paneran Siddharta yang kemudian menjadi Bhiksu, masuk dalam status sosial baru dalam kalangan para Ariya dan bahkan merasa dekat dengan Sang Buddha.

Memperoleh status sosial yang baru, dan kedekatannya dengan Hyang Buddha menjadikan Channa lupa diri. Channa menjadi sombong, congkak, angkuh sehingga tidak disenangi oleh rekan-rekan Sangha lainnya. Ia begitu terpukau dengan status barunya. Lompantan status sosialnya dari seorang kusir menjadi anggota Sangha menjadikannya ia lupa diri.

Bhiksu Sombong

Kesombongan itu semakin bertambah, karena Bhiksu Channa merasa tiada orang lain yang paling dekat dengan Hyang Buddha. Tiada orang lain yang paling disayangi oleh Hyang Buddha. Bahkan Channa tidak menghormati murid utama Sang Buddha yang memiliki keistimewaan seperti Shariputra dan Maudgalyayana. Channa merasa, dialah orang yang mempunyai andil besar dalam kehidupan Hyang Buddha.

Pikir Channa, "Bukankah semasa pangeran, sebelum Siddharta itu menjadi Buddha, hanya akulah yang melayani sang Pangeran kemana-mana. Bukankah akulah yang menerangkan tentang empat peristiwa sehingga menyebabkan pangeran jadi pergi bertapa dan akhirnya menjadi Buddha. Bukankah, aku yang menyertakan pangeran ke tepi sungai Anoma untuk menggunting rambut dan melepaskan mahkota kerajaannya... Bukankah, aku pula yang membawa mahkota itu kehadapan ayahandanya dan melaporkan pangeran telah menjadi pertapa. Akulah orang pertama yang menyebabkan pangeran menjadi Buddha". Demikianlah, mungkin pikiran dan perasaan Channa, sehingga ia menganggap dirinya sebagai sesuatu yang lebih istimewa dimata rekan-rekan Sangha lainnya.

Kesombongan Channa, akhirnya menuai petaka. Ia semakin tidak disenangi oleh rekan-rekan Sangha lainnya. Channa jadi sok kuasa, sok pintar, sok orang yang paling dekat Hyang Budha, sok tahu, dan sok, sok, sok lainnya. Sikap-sikap dan tingkah laku Channa yang tidak baik inipun diketahui oleh Hyang Buddha. Tetapi Hyang Buddha menyatakan bahwa Channa tidak bisa berubah semasih Hyang Buddha masih hidup. Sampai menjelang hari-hari akhir kehidupanNya, Hyang Budha belum sempat menjatuhkan hukumanNya kepada anggota Sangha yang reseh dan meresehkan itu.

Hukuman Berat

Hingga saat-asat akhir kehiduapNya itu tiba. Ketika, Hyang Buddha merasa saat-saat terakhir kehidupannya akan tiba, maka dalam kesempatan wejangan terakhirNya yang disampaikan kepada Ananda, Hyang Buddha sempat menyinggung perihal Bhiksu Channa.

Kepada Ananda dikatakanNya, "Ananda, bila Hyang Tathagatha sudah tidak ada lagi, Sangha harus melaksanakan hukuman berat (brahmadanda) terhadap Bhiksu Channa." Ananda bertanya, "Tetapi, Bhante, apakah yang dimaksud dengan hukuman berat itu?"

Hyang Buddha menjelaskan, "Ananda, Bhiksu Channa boleh mengatakan apa saja yang ia suka, tetapi Bhiksu-Bhiksu lain tidak boleh bicara dengannya, tidak boleh menasehatinya dan tidak boleh memberi petunjuk kepadanya."

Beberapa waktu setelah pembacaan Vinaya dan Dharma selesai (Pesamuan Sangha Pertama), Bhiksu Ananda menghadap para Thera dan menyampaikan pesan terakhir Hyang Buddha itu. Bhiksu Ananda juga menjelaskan apa yang dimaksud dengan mengenai hukuman berat yang harus dijatuhkan kepada Bhiksu Channa itu.

Para Bhiksu lalu mengatakan, "Kalau demikian halnya, laksanakanlah hukuman berat itu terhadap Bhiksu Channa." Ananda menjawab, "Tetapi para Bhante yang terhormat, bagaimana mungkin aku dapat melaksanakan hukuman berat tersebut, kepada Bhiksu Channa, karena Bhiksu Channa orangnya kuat dan kekar badannya."

"Kalau begitu, Bhiksu Ananda, pergilah bersama dengan lima ratus Bhiksu lain." "Baiklah Bhante," jawab Bhiksu Ananda. Kemudian berangkatlah Bhiksu Ananda dengan lima ratus Bhiksu lain, menjumpai Bhiksu Channa di vihara Ghosita, Kosambi, daerah Raja Udena.

Di vihara Ghosita, Bhiksu Ananda memberitahukan Bhiksu Channa mengenai keputusan Sangha yang menjatuhkan hukuman kepadanya. "Bhiksu Channa, Sangha telah menjatuhkan hukuman berat terhadap diri anda." Channa bertanya: "Tetapi Bhante, apakah yang dimaksud dengan hukuman berat itu?"

Dijelaskan oleh Ananda, "Bhiksu Channa, anda boleh mengatakan apa saja yang anda suka, tetapi Bhiksu-Bhiksu lain tidak diperkenankan untuk menasehati anda dan tidak diperkenankan untuk memberi petunjuk-petunjuk kepada anda."

Bhiksu Channa lalu menjawab, "Bhante, hancurlah sudah aku ini, tidak ada Bhiksu yang boleh bicara kepadaku, tidak ada Bhiksu yang boleh memberi nasehat kepadaku dan tidak ada Bhiksu yang boleh memberi petunjuk kepadaku." Setelah berkata begitu, Bhiksu Channa kemudian jatuh pingsan, tidak sadarkan diri di tempat itu juga. Ia merasa malu, cemas, dan muak dengan dirinya sendiri.

Kembali Berjuang

Channa tidak menyangka hukuman berat itu akan menimpa dirinya sampai-sampai tak sadarkan diri ketika menerimanya. Tetapi hukuman berat itu bagaimanapun beratnya tidak dapat ditolak dan harus dijalaninya. Kesalah dan kegagalan bukanlah akhir dari segala-galanya, tapi bisa menjadi hikmah untuk kembali bangkit berjuang. Menjadikan kekalahan itu sebagai motivasi untuk merebut kemenangan.

File naskah dalam komputer yang bisa terhapus dan hilang, bukanlah alasan untuk tidak berjuang menulis naskah itu kembali. Seribu kali kegagalan, sejuta kali kekalahan, tetapi satu langkah kemenangan itu harus dimulai dengan perjuangan dan kebangkitan kembali. Seperti Konfusius berujar, perjalanan seribu lie tetap harus dimulai oleh langkah pertama, maka meski berpuluh kali rumah didirikan di tepi pantai itu terhapus oleh ombak dan angin ribut, namun bagi seorang pejalan kesucian seperti praktisi Zen Buddhis akan selalu siap kembali membangunnya dari awal.

Channa pingsan dan tidak sadarkan diri mendengar hukuman yang dijatuhkannya. Tetapi haruskah ia tenggelam dalam ketidaksadaran? Tidak! Channa tahu, ketidaksadaran akan berakhir dengan kematian, dan hanya orang yang sadarlah yang akan mencapai kehidupan yang sejati. Karena itu, tak lama setelah siuman kembali, Bhiksu Channa pun bergegas membangkitkan motivasi dan tekadnya untuk berjuang melatih diri.

Bhiksu Channa itu pergi mencari tempat yang sunyi. Di tempat yang sunyi itulah ia kemudian dengan giat, tekun dan semangat yang menyala-nyala melatih diri. Melatih mengatasi sifat-sifat keakuan, kesombongan, dan kepongahannya. Karena ketekunan dan perjuangannya, maka dalam waktu tidak terlalu lama, Bhiksu Channa akhirnya dapat mencapai tingkat kesucian Arahat. "Hancurlah tumimbal lahir, hidup suci telah dilaksanakan, telah dilakukan apa yang harus dilakukan dan tidak ada lagi yang tersisa." Demikian suara Bhiksu Channa yang menjadi Arahat.

Setelah mencapai Arahat itu, kemudian Bhiksu Channa mencari Bhiksu Ananda. Setelah bertemu dengan Bhiksu Ananda, ia berkata: "Bhante yang terhormat, sekarang cabutlah kembali hukuman berat terhadap diriku." Dijawab oleh Bhiksu Ananda: "Bhiksu Channa, pada saat anda mencapai tingkat Arahat, pada saat itu pulalah hukuman berat terhadai diri anda telah dicabut kembali."

Channa bekas kusir pangeran Siddharta, telah terbebas dari hukuman beratnya, karena berhasil mencapai Arahat. Sungguh suatu perjuangan yang luar biasa. Dari suatu keadaan kekalahan dan bahkan sampai pingsan tak sadarkan diri sewaktu mendengar hukuman berat yang dijatuhkan kepadanya, menjadi pencapaian kemenangan, pencerahan, kesadaran sepenuhnya dalam pembebasan dan kesucian.

Attitude is number Perfect!

Teman-teman Tridharma, mari kita lihat huruf-huruf dibawah ini..Semoga bermanfaat yaa..

A - B - C - D - E - F - G - H - I - J - K - L - M - N - O - P - Q - R - S - T - U - V - W - X - Y - Z

Setiap huruf dari A-Z diberi nilai 1-26..

1 - 2 - 3 - 4 - 5 - 6 - 7 - 8 - 9 - 10 - 11 - 12 - 13 - 14 - 15 - 16 - 17 - 18 - 19 - 20 - 21 - 22 - 23 - 24 - 25 - 26

Jadi A = 1
B = 2
C = 3
dan seterusnyaaaa sampai Z = 26..

H - A - R - D - W - O - R - K (Kerja Keras)
8 + 1 + 18 + 4 + 23 + 15 + 18 + 11 = 98% only

K - N - O - W - L - E - D - G - E (Pengetahuan)
11 + 14 + 15 + 23 + 12 + 5 + 4 + 7 + 5 = 96% only

L - O - B - B - Y - I - N - G (Pendekatan)
12 + 15 + 2 + 2 + 25 + 9 + 14 + 7 = 86% only

L - U - C - K (Keberuntungan)
12 + 21 + 3 + 11 = 47% only

Dan yang paling terpenting adalah :

A - T - T - I - T - U - D - E (sikap/tingkah laku)
1 + 20 + 20 + 9 + 20 + 21 + 4 + 5 = 100%

Kesimpulan..
Teman-teman dari sebuah misteri aphabet ini bisa kita temukan bahwa dalam kehidupan ini yang terpenting adalah SIKAP KITA DALAM SEHARI_SEHARI.. Apabila kita seorang pekerja keras tapi kita belum mempunya SIKAP yang baik itu belum bisa mencapai segalanya menjadi 100%..

Semoga kita semua memiliki SIKAP yang dapat menjadikan kita manusia yang berguna bagi orang lain dan sesama serta selalu ada dalam jalan tengah yang sempurna.

Om Mani padme Hum

Omitohut bermanfaat..

Ke enam karakter ini secara bersama membentuk enam karakter Mantra Maha terang yang mana setiap orang dapat memancarkan cahaya terang.

OM
OM adalah karakter pertama dari mantra ini. Ketika kamu mengucapkan OM (Nan) sekali saja maka semua hantu-hantu, makhluk-makhluk halus dan lain sebagainya harus merangkapkan kedua tangannya. Mengapa? Ini adalah untuk mematuhi peraturan dan tata cara alam semesta. Sejalan dengan tata cara tersebut mereka mengikut jalan yang benar. Sekali saja karakter (sumber kata) ini telah diucapkan maka para hantu-hantu, makhluk halus dan lain sebagainya tidak berani bertikai dan menciptakan masalah yang mengacaukan dan sebaliknya mereka saling menghormati satu sama lain.

MANI
MANI adalah suara yang pertama dalam mantra ini yang berarti "Kebijaksanaan Hening", Dengan menggunakan kebijaksanaan seseorang dapat mengerti semua hukum-hukum dan juga dapat memisahkan dari noda-noda yakni noda-noda kekotoran bathin dan kesukaran yang dapat dipertimbangkan sama dengan "Seperti Permata yang Engkau Kehendaki yang benar-benar suci dan murni. Jika engkau benar-benar murni "Seperti Permata Yang Engkau Kehendaki" segala sesuatu dapat terwujud/terlaksana. Ini juga dapat mengabulkan keinginan/harapanmu sesuai dengan yang engkau pikirkan (kehndaki). Segala cita-citamu akan terpenuhi. Ini adalah manfaatnya.

PADME
PADME ini dapat diartikan "Cahaya yang Sempurna menyinari dan juga dapat diartikan sebagai Teratai Yang sedang terbuka (Mekar)". Ini juga dianalogikan sebagai Bunga Teratai Yang Indah yang dapat menyempurnakan dengan sempurna mengabulkan tanpa rintangan. Ini adalah Pikiran yang menakjubkan dari Avalokitesvara Bodhisattva.

HUM
Kata HUM ini dapat diartikan "Meletakkan dasar" Segala sesuatu daat dilakukan oleh karakter ini "HUM" yang juga berarti "Melindungi dan mendukung". Sekali karakter (suku kata) ini terucap maka semua Pelindung Dharma dan malaikat berbudi datang melindungi dan mendukungmu. Ini juga berarti "Mengikis bencana". Begitu karakter ini telah diucapkan dan maka segala kesulitan akan t4eratasi dan musnah. Juga dapat dimaksudkan "Sukses" dalam segala hal yang engkau kerjakan dapat tercapai.

Bagi yang melafalkan 6 karakter mantra Maha Terang (OM MANI PADME HUM) akan selalu dilindungi dan didukung oleh tak terhingga Para Buddha, Bodhisattva maupun Pelindung Dharma Vajra.

Pada saat Bodhisattva Avalokitesvara selesai mengucapkan 6 karakter mantra Maha Terang ini sungguh tak dapat dibayangkan, respon yang menakjubkan maupun cara kerjanya yang tidak dapat dibayangkan pula. maka dari itu dapat dikatakan juga sebagai Ajaran Rahasia. Jika seseorang mencoba menjelaskannya secara mendetail, maka maknanya adalah tak terkirakan dan tak terbatas yang tidak pernah selesai untuk dibicarakan.

Keenam karakter kata sejati ini dikenal juga sebagai enam karakter mantra Maha Terang yang merupakan hasil (oikiran) yang mendalam, indah, luar biasa, asli dari Bodhisattva Avalokitesvara yang mana pahala dan kebajikannya adalah sungguh tak terhingga, tak terbatas dan tak dapat dibayangkan pula.

Hot News! Sekolah Minggu Fair 2010!

Acara ini akan diadakan di Taman Budaya Tiong Hoa Indonesia, Taman Mini Indonesia Indah. Tepatnya acara ini akan dilangsungkan pada tanggal 29 Agustus 2010 jam 8 pagi sampai dengan jam 2 siang. Acara yang disediakan sangatlah menarik yaitu ames dan bazar-bazar.

Biaya yang dikenakan adalah :
Rp 35.000 / anak :Mendapatkan 1 kaos seragam
Rp 35.000 / Ortu (tidak mendapatkan kaos)
Apabila sudah terkumpul 10 anak yang terdaftar akan mendapatkan satu tempat FREE untuk 1 pengasuh..
Apabila ada pengasuh yang ikut juga dikenakan biaya Rp 35.000

Tolong disebarkan ke PD dan PC Wihara / Bio / Kelenteng masing2 agar segera ikut acara ini..

Untuk pendaftaran dan keterangan lebih lanjut bisa segera contact saya di facebook ini atau sms / telp ke 081808989412 (Yasa) atau Saudara Edy Imut : 085697046836
Buruan yah tempat terbatas!

Pilar Anak Sam Kauw

Pada tanggal 27 Juni 2010 lalu, Pemuda Tridharma Indonesia telah merayakan hari raya ulang tahun yang ke 56. Waktu yang cukup lama dan panjang untuk sebuah organisasi, bukan waktu yang sebentar dan singkat. Apabila seorang laki-laki berumur 56 tahun, mungkin sudah menjadi seorang ayah dengan memiliki beberapa anak atau juga telah menjadi seorang kakek yang memiliki beberapa cucu. Di usia 56 tahun laki laki itu sudah disebut Pria Dewasa atau Pria matang. Tapi apakah organisasi kita tercinta Pemuda Tridharma Indonesia telah menjadi organisasi yang cukup matang? Biarkan teman-teman yang menilai. Secara jelas tertulis bahwa Pemuda Tridharma Indonesia adalah organisasi pemuda keagamaan yang merupakan satu-satunya wadah pemersatu generasi muda Tridharma dan wadah berhimpun kader-kader muda Tridharma yang memilki kesamaan kehendak untuk lebih berperan serta secara aktif dalam mewujudkan tujuan nasional.

Apakah Pemuda Tridharma kita sudah cukup baik dalam menghimpun dan menciptakan kader-kadernya?

Apakah semua anggotanya sudah berperan aktif dalam kegiatannya?
Itulah yang menjadi Tanda Tanya besar bagi kita semua.
Sudahkah kita ber KOMITMEN, memiliki sikap BANGGA MENJADI TRIDHARMA dan sikap TOLERANSI YANG TINGGI dalam berorganisasi di Pemuda Tridharma Indonesia?
Apabila belum kita tidak bisa mewujudkan tujuan kita bersama itu menjadi kenyataan. Tapi itulah pekerjaan rumah kita dan kita harus yakin bahwa kita harus bisa memiliki 3 pilar tersebut.

KOMITMEN

Dalam mengambil dan menjalankan sebuah tugas, yang harus ada dalam diri kita adalah KOMITMEN. Karena bila kita tidak memiliki komitmen yang kuat, kita tidak akan bisa menjalankan dan mengemban tugas tersebut dengan baik. Dalam prakteknya tugas tersebut banyak sekali gundukan dan batu kerikil yang menghadang kita. Apabila kita tidak memiliki komitmen yang kuat, mungkin baru sekali tersandung saja kita langsung terpental dan tidak berani melanjutkannya. Tapi apabila kita memilki Komitmen yang kuat dan besar, batu karang yang besar menghadang pun kita tidak akan menyerah dan berusaha menyelesaikan tugas tersebut dengan baik tanpa mengeluh.

Kita yang memulai, harus kita jugalah yang mengakhirinya. Janganlah berhenti di tengah jalan. Dalam berorganisasi di Pemuda Tridharma Indonesia, apabila kita sudah diberikan suatu tugas, walaupun kita belum memiliki banyak pengalaman sekalipun, terimalah dan majulah. Omitohut, dengan KOMITMEN YANG KUAT KITA BISA MEMULAI DAN JUGA MENGAKHIRI TUGAS TERSEBUT DENGAN BAIK. Karena banyak orang yang tidak memiliki komitmen kuat gugur di tengah jalan dan tidak bisa berkarya, melanjutkan tugasnya di Pemuda Tridharma kita ini. Itu juga sudah menjadi pekerjaan besar untuk Pemuda kita untuk kembali mengumpulkan teman-teman kita yang “gugur” untuk kembali lagi bersama sama dan menanamkan komitmen bersama untuk dijalankan bersama saling bahu membahu dan saling tolong menolong.

BANGGA MENJADI

Rasa bangga terhadap Tridharma wajib hukumnya untuk dimiliki oleh setiap warga Tridharma. Selain memilki komitmen, Rasa Bangga menjadi Tridharma ini juga harus ada di setiap warga Tridharma kita. Jangan sampai seorang Tridharma tidak memiliki rasa ini dan akhirnya menyebrang ke pulau sebelah. Saudara kita yang sangat kita hormati di Pemuda Khong Hu Cu (PAKIN), sangat bangga menjadi seorang Confucianis. Saudara kita yang satu lagi juga begitu bangga menjadi seorang Tao, begitu juga Saudara kita yang di Buddha. Tapi apakah kita sudah BANGGA MENJADI SEORANG TRIDHARMA? Marilah kita introspeksi diri lagi. Sudah berapa banyak saudara seperguruan kita yang menghilang dan menyebrang entah ke tempat lain? Sudah seharusnya kita bangga menjadi Tridharma. Bisa dibilang, pemuda kita dahulu adalah pelopor berkembang dan aktifnya lagi agama Buddha di Indonesia yang dimotori oleh Bapak Tridharma, Kwee Tek Hoay. Pemuda Tridharma juga adalah salah satu pendiri Generasi Muda Buddhis Indonesia (GEMABUDHI), dan masih banyak lagi peran kita dalam membangun tujuan nasional. Tapi apakah dengan itu saja kita bangga? Belum lagi kita memiliki Trinabi Agung (Sam Kauw Seng Jin) dengan ajaran dan kitab suci nya yang sangat luar biasa berharganya. Menjadi seorang Tridharma adalah kebanggan tersendiri bagi anda, saya dan kita semua.

Apabila saya ditanya, “harta apakah yang telah diberikan orang tua mu itu kepada mu?” Dengan lantang dan bangganya saya akan menjawab “TRIDHARMA!” Ya, saya tidak akan malu menyebut itu, karena SAYA BANGGA MENJADI TRIDHARMA. Apabila saya tidak kenal Tridharma dan tidak memiliki komitmen dan rasa bangga ini, mungkin saja saya sudah menjadi orang yang lain atau telah berpindah haluan. Tapi karena komitmen dan rasa bangga inilah saya tetap bertahan dengan ajaran ini dan tetap berada di organisasi kita tercinta PEMUDA TRIDHARMA INDONESIA.

Banyak yang bilang Tridharma itu kuno, jadul, dll. Yakin? Istilahnya itu hanyalah angin kentut belaka. Tridharma sama sekali TIDAK KUNO / JADUL, DLL. Apalagi bila kita berada di Organisasi Pemuda Tridharma, semua kegiatan bisa kita lakukan bersama walaupun sederhana tapi kebersamaannya sangatlah LUAR BIASA. Begitu juga dengan ajarannya, saya berani mengatakannya bahwa ajaran Tridharma itu modern dan sesuai dengan perkembangan zaman yang ada. Tidak muluk-muluk, simple dan fleksibel

“Dharma itu indah pada awalnya, indah pada pertengahannya dan indah pada akhirnya.”

Ini adalah pengalaman saya pribadi, saya bersekolah di Sekolah Katholik di daerah Slipi, Jakarta Barat. Yang beragama Buddha disana sangatlah sedikit dan yang tersisa adalah agama Buddha KTP. Tidak ada satu pun yang beragama Khong Hu Cu. Disana bisa dibilang saya adalah murid “pemberontak”. Suatu hari sekolah saya sedang merayakan perayaan natal bersama di aula sekolah bersama dengan 3 angkatan lainnya. Di pojok kanan aula ada segerombolan anak duduk sebaris memakai baju hijau paling ngejreng sendiri. Itulah saya dan teman-teman saya yang aktif di Tridharma. Dengan bangga nya saya dan teman-teman memakai baju Tridharma (baju saat Pemuda Jaksel mengadakan PPD

Setiap kami lewat, semua mata tertuju pada kami. Bahkan tidak sedikit guru-guru yang heran dan bertanya kepada saya, “Baju apa sih itu? Dari kelompok mana?”. Dengan bangga saya menjawab, “Saya dan teman-teman pake baju Tridharma. Buddha, Khong Hu Cu, dan Lao Tzi itulah ajaran Tridharma”. Setiap ada orang yang bertanya, saya tidak bosan untuk menjawabnya. Saat ujian praktek Bahasa Indonesia, disaat anak anak lain membawakan cerita Cinderella dan Malin Kundang. Saya membawakan cerita dari 24 kisah anak berbakti yaitu Min Ziqian, seorang murid Khong Hu Cu yang amat berbakti pada kedua orang tuanya. Begitu juga saat ujian praktek agama, saya dan teman-teman membawakan lagu “Trinabi Tunjukkan Aku”. Bahkan guru agama disekolah saya pun memberikan saya dan teman-teman nilai yang sangat tinggi saat itu. SO, WE MUST PROUD TO BE TRIDHARMA!

Confucius said, “There is no discrimination in education / Tiada perbedaan di dalam pendidikan”
TOLERANSI TINGGI

Sikap inilah yang juga harus dimiliki seorang Tridharma sejati. Bukan berarti kita harus begitu fanatiknya terhadap Tridharma. Tapi kita harus tetap menghargai, menghormati agama dan kepercayaan teman-teman kita. Setiap orang pada hakekatnya memiliki tujuan yang sama, yaitu sampai pada Thian. Tapi setiap orang memiliki cara pandang dan jalan yang berbeda dalam mencapainya. Kita harus menghargai , menghormati dan bertoleransi tinggi terhadap pendapat orang lain. Seorang Tridharma yang bijaksana adalah seorang yang dapat bertoleransi terhadap pendapat orang lain dengan lapang dada. Ingatlah sabda Nabi Khong Hu Cu, ”Di 4 penjuru samudera kita semua saudara”. Dengan begitu lengkap lah kita menjadi seorang Tridharma sejati dengan KOMITMEN yang kuat, RASA BANGGA MENJADI TRIDHARMA, dan sikap TOLERANSI TINGGI.

Khong Hu Cu bersabda, “ Seorang Junzi, dapat rukun meski tidak sama, seorang rendah budi dapat sama tetapi tidak dapat rukun” (Lun Yu XIII : 23). Nabi Khong Hu Cu pun menganjurkan untuk hidup rukun meski tidak sama. Karena hanya yang rendah budi lah yang tidak dapat rukun.

Khong Hu Cu juga bersabda, “Seorang Junzi berhati longgar dan lapang, seorang rendah budi berhati sempit dan berbelit-belit” (Lun Yu VII : 37)

Artikel ini saya dedikasikan untuk Pemuda Tridharma Indonesia yang telah berulang tahun pada 27 Juni 2010 yang lalu. Semoga di usia yang ke 56 dapat menjadi Ayah bahkan Kakek yang dapat mengayomi dan menciptakan kader-kader yang militant dan sukses dalam menjalankan kegiatannya. YES, WE CAN!

Pemuda Tridharma Indonesia
Berdiri Jaya dan perkasa
Pembela nusa bangsa dan negara
Jayalah selama-lamanya!
(Mars Pemuda Tridharma)

Dengan KOMITMEN, RASA BANGGA MENJADI TRIDHARMA dan SIKAP TOLERANSI TINGGI kita akan menjadi Tridharma sejati dan memberikan contoh / panutan bagi orang-orang disekitar kita. Kebahagiaan sejati bukanlah dilihat dari berapa banyak yang kita terima dari orang lain, tapi berapa banyak yang kita berikan terhadap orang lain.

KEIMANAN TRIDHARMA & TEMPAT IBADAH TRIDHARMA

KEIMANAN TRIDHARMA

Keimanan berasal dari kata IMAN. Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (KUBI), IMAN itu adalah suatu keyakinan / kepercayaan yang bersifat personal yang mana bila dilaksanakan maka diyakini / dipercayai akan membawa kebaikan & kebahagiaan bagi orang yang melaksanakan sehingga IMAN itu menjadi Pedoman Hidup (The Way Of life) dalam upaya nya untuk mencapai Kebaikan dan Kebahagiaan. TRIDHARMA sebagai Ajaran Kebenaran yang dibabarkan oleh Sakyamuni Buddha, Nabi Khong Hu Cu, dan Nabi Lo Cu merupakan DASAR KEIMANAN bagi para Umat Tridharma. Keimanan Tridharma harus diyakini / dipercayai secara holistic (utuh-integral) oleh Umat Tridharma (Anggota Majelis Tridharma) tanpa mengenyampingkan salah satu dari ke tiga ajaran tersebut.

Kemampuan dan ketertarikan Umat Tridharma untuk mempelajarai secara lebih mendalam salah satu atau dua atau sekaligus tiga Ajaran tersebut adalah kebebasan umat secara personal yang tergantung pada individu masing masing.

Namun pendalaman yang mana pun, sebagai Umat Tridharma yang berhimpun dalam Majelis Tridharma maka dasar KEIMANAN TRIDHARMA yang utuh harus tetap dimiliki sebagai The Way Of life dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa / bernegara. LIMA DASAR KEIMANAN TRIDHARMA yang harus dimiliki oleh umat Tridharma (Anggota Majelis Tridharma) ialah:

1. Keimanan terhadap Thian, Tuhan Yang Maha Esa sebagai sumber Kehidupan dan Alam Semesta beserta isi nya
2. Keimanan terhadap Buddha Sakyamuni, Nabi Khong Hu Cu, Nabi Lo Cu sebagai Pembabar Ajaran Kebenaran
3. Keimanan terhadap Para Buddha / Bodhisatva / Dewata / Sin Beng
4. Keimanan terhadap Kitab Suci Tripitaka, Su Si - Ngo Keng & To Tek Keng
5. Keimanan terhadap Kebahagiaan Abadi sebagai hasil dari pengamalan Ajaran Tridharma

Untuk mencapai tujuan pembinaan umat Tridharma maka seluruh kegiatan Majelis Tridharma harus dapat menyentuh berbagai aspek yang mempunyai dimensi :

1. Keluarga Inti (orang tua & anak) Tridharma
2. Lingkungan Masyarakat Tridharma,
3. Pemberdayaan Ekonomi Tridharma
4. Peningkatan Pendidikan Tridharma

Ke empat dimensi (sudut pandang) tersebut merupakan PILAR yang akan memperkokoh bangunan Tridharma sebagai organisasi keagamaan / kemasyarakatan.

TEMPAT IBADAH TRIDHARMA

Kriteria Tempat Ibadah Tridharma ialah :

1. Kelenteng (Bio/Tepekong) Tridharma yang mempunyai: Altar pemujaan kepada Trinabi Agung (Sakyamuni Buddha, Nabi Khong Hu Cu, Nabi Lo Cu), para Buddha / Bodhisatva / Dewata / Sin Beng / Makhluk Suci lain nya yang ada dalam Tridharma sebagaimana yang terdapat dalam Kitab Suci, komentar, tradisi dan kebudayaan baik yang diwujudkan dalam bentuk patung, gambar, tulisan (kaligrafi) atau benda suci (antara lain Relic) tanpa mempermasalahkan mana yang menjadi pujaan utama nya serta tanpa mempermasalahkan bentuk dan arsitektur bangunan apakah bercorak India, Srilangka, Birma, Thailand, Indocina, Jepang, Korea, Cina atau Indonesia (Bali, Jawa, atau lain nya) dan disain modern. Yang penting adalah fungsi bangunan tersebut adalah untuk peribadatan. Dan Pemujaan tersebut menggunakan peralatan / perlengkapan minimal dupa / setangi / lilin / pelita / bunga / sesaji / bedug (tambur) / genta (bel). Dan Tempat Ibadah tersebut nyata nyata sebagai tempat pemujaan / kebaktian dan bersifat terbuka untuk umum. Dan pengelola tempat ibadah tersebut adalah badan / lembaga yang bernafaskan / bercirikan Tridharma yang secara eksplisit tercantum dalam statuta nya serta pengurus nya beragama Buddha / Khong Hu Cu / Tao yang dibuktikan oleh KTP dan juga perilaku keagamaannya. Dan tempat ibadah tersebut di jamin sepenuhnya oleh Pengurus Majelis Tridharma sehingga dengan demikian Pengurus Majelis Tridharma bertanggung jawab penuh kepada pihak ketiga atas legitimasi tempat ibadah tersebut

2. Wihara Tridharma yang mempunyai : Syarat Kelenteng ( Bio / Tepekong ) Tridharma dan juga mempunyai Aula ( Ruang ) yang berfungsi sebagai Tempat Ceramah / Kotbah guna melaksanakan pembinaan kerohanian bagi para umat Tridharma (Anggota Majelis Tridharma).

TRIDHARMA The Way Of Life

Tridharma secara harafiah berasal dari kata Tri dan Dharma yang berarti Tiga Ajaran yang dibabarkan oleh Sakyamuni Buddha, Nabi Khong Hu Cu (Khung Fu Tze) dan Nabi Lo Cu (Lao Tze) yang banyak dianut oleh masyarakat Tionghoa di berbagai belahan dunia. Namun sebagai suatu Ajaran Kebenaran, Tridharma tidak hanya dianut oleh masyarakat Tionghoa semata namun juga merupakan Ajaran yang berlaku universal melampaui batas etnis dan negara.

Secara organisatoris & historis Tridharma bersifat Indonesia Sentris, dalam artian sebagai sebuah Organisasi, maka Tridharma didirikan, berkembang dan kemudian memberikan pelayanan keagamaan / kemasyarakatan, khusus hanya di Indonesia saja dan tidak mempunyai hubungan atau jejaring dengan organisasi keagamaan / kemasyarakatan serupa di Negara lain.

Kwee Tek Hoay adalah Tokoh Sentral dalam organisasi Tridharma sejak awal Pergerakan Tridharma dimulai pada awal tahun 1920an dan pada tahun 1934 Sam Kauw Hwee menerbitkan Majalah Sam Kuaw Gwat Po dalam bahasa Indonesia yang bertujuan untuk menyebarluaskan misi organisasi yaitu pembinaan kerohanian bagi umat / anggota sehingga dapat mencegah kristenisasi terhadap masyarakat Tionghoa pada masa itu, yang mana pada akhirnya hari kelahiran Kwee Tek Hoay , 31 Juli (1886) ditetapkan sebagai Hari Tridharma.

Pada awal pergerakan, Kwee Tek Hoay mendirikan Sam Kauw Hwee yang kemudian berubah nama menjadi Gabungan Sam Kauw Indonesia (GSKI) lalu berubah lagi menjadi Gabungan Tridharma Indonesia (GTI) pada 20 Pebruari 1952 dan berbentuk Badan Hukum berdasarkan Penetapan Menteri Kehakiman RI No. JA5/31/13 tgl 09 April 1953 dan termuat dalam Tambahan Berita Negara RI No. 33 tgl 24 April 1953 dengan urutan No. 3. Kemudian untuk melaksanakan kegiatan & pembinaan kerohanian / keagamaan maka akhirnya GTI melahirkan Majelis Rohaniwan Tridharma Indonesia yang merupakan Seksi Penceramah dari Gabungan Tridharma Indonesia (GTI).

Majelis Rohaniwan Tridharma Indonesia (Jakarta & Jawa Barat) inilah yang kemudian bersama sama dengan Majelis Rohaniawan Tridharma Se Indonesia (Surabaya, Jawa Timur) sepakat untuk membentuk wadah baru di Lawang, Jawa Timur pada 17 Desember 1977 dengan nama MARTRISIA (Majelis Rohaniwan Tridharma Seluruh Indonesia) dan 20 tahun kemudian pada 31 Juli 1997, MARTRISIA Komda DKI Jakarta & Jawa Barat (termasuk Banten & kemudian Sumatera Selatan) memisahkan diri untuk membentuk Majelis Agama Buddha Tridharma Indonesia (disingkat Majelis Tridharma).

Sejak awal berkiprah, Gabungan Tridharma Indonesia (GTI) yang kemudian menjadi Majelis Tridharma, PTITD (Perhimpunan Tempat Ibadat Tri Dharma) dan MARTRISIA (Majelis Rohaniwan Tridharma Seluruh Indonesia) secara organisatoris & administratif berada dibawah pembinaan Departemen Agama RI up Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Hindu & Buddha yang kemudian menjadi Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha.

Sebagai komunitas keagamaan maka Majelis Tridharma memiliki Pranata/Tata Upacara dan Lembaga Kerohanian
(Pandita & Dharmaduta) tersendiri yang mandiri dan berbeda dengan majelis lain, yang mana perbedaan itu lahir atas dasar KEIMANAN TRIDHARMA yg memang beda dengan umat dari majelis lain. KEIMANAN TRIDHARMA menjadi The Way Of Life bagi umat Tridharma yang dalam kesehariannya bisa saja memiliki identitas administratif kependudukan yang saling berbeda di dalam Kartu Tanda Penduduk antar umat yang satu dengan yang lain nya (bisa beragama Buddha / Khong Hu Cu / Tao).

Doa Seorang Ayah

Tuhanku. Aku mohon, janganlah pimpin puteraku di jalan yang mudah dan lunak. Namun, tuntunlah dia di jalan yang penuh hambatan dan godaan, kesulitan dan tantangan...

Itu sepenggal puisi karya Jenderal Douglas MacArthur, seorang jenderal yang menjadi pahlawan Amerika Serikat pada Perang Dunia II. Tadi pagi pada talkshow di jaringan radio Sonora, saya membaca puisi tersebut secara utuh. Sungguh, sebuah puisi yang menyentuh. Meski sudah berusia lebih dari setengah abad, puisi itu tak lekang karena waktu. Puisi itu terus up-to-date sampai kini karena menyentuh hakiki kehidupan manusia. Puisi tersebut ditulis seorang ayah untuk anaknya tercinta yang pada saat itu masih berusia 14 tahun.

Saya sengaja memenggal kutipan puisi itu pada bagian tersebut karena ada makna mendalam soal tantangan kehidupan. Jika kita terbiasa berada dalam kehidupan yang mudah, kita akan tumbuh menjadi manusia yang lemah. Namun sebaliknya, jika kita terbiasa dengan jalan kehidupan yang terjal dan berliku, kita akan tumbuh menjadi manusia yang kuat, tegar, tahap uji, tak mudah menyerah, kreatif, dan sebagainya - karena sudah teruji dengan segala cobaan dan rintangan.

Netter yang luar biasa!

Itulah yang diharapkan sang jenderal dari putranya. Ia berharap si anak mendapat hambatan dan godaan, kesulitan dan tantangan, karena melalui kesulitan itu anaknya akan teruji.

Itu sesuai pula dengan rangkaian kata-kata mutiara yang sering saya kemukakan: "Kalau Anda lunak pada diri sendiri, kehidupan akan keras terhadap Anda. Namun, kalau Anda keras pada diri sendiri, maka kehidupan akan lunak terhadap Anda."

Karena itu, kita patut bersyukur jika mendapat kehidupan yang sulit. Itu artinya, kita mendapat kesempatan untuk mengasah diri agar menjadi manusia yang kaya mental. Orang yang kaya mental memiliki bekal yang kuat untuk sukses di masa depan. Dan itu tak cuma yang diharapkan Jenderal MacArcthur melalui puisinya tersebut, tetapi diharapkan pula oleh kita semua.

Bagaimana teman-teman?

Tipe Tipe Manusia

Tipe Pertama : MANUSIA BATU
Sebuah batu, bila dicelupkan kedalam air, tidak dapat mengubah air.
Memang sejenak air menjadi keruh akibat butiran pasir atau debu yang
menempel di batu itu. Tapi tak lama, air kembali menjadi bening karena
akhirnya kotoran - kotoran itu mengendap di dasar penampan air.

Tipe manusia seperti BATU ini, tidak dapat memberi pengaruh dan membawa
perubahan terhadap lingkungannya.

Tipe Kedua : MANUSIA SODA
Minuman soda, bila dicampurkan kedalam air, sudah barang tentu akan
mengubah warna air dengan cepat. Kemudian air itu berbusa... naik keatas...
terus keatas... hingga air tumpah dari penampannya. Tapi setelah itu air
menjadi surut dan dengan drastis menjadi berkurang.

Tipe manusia SODA ini, sekilas mampu membawa perubahan pada
lingkungannya.
Tapi sebenarnya, ia menghancurkan lingkungan tersebut. Seolah - olah ia
memotivasi lingkungan, padahal ia menjerumuskan. Hingga akhirnya yang
selamat tinggallah sedikit.


Tipe Ketiga: MANUSIA EFFERVESCENT
Mungkin Anda kenal Redoxon atau CDR. Bagaimana kalau benda ini
dicelupkan kedalam air?
Betul, dengan perlahan air menjadi kuning, kemudian setelah itu berubah
menjadi orange.
Adakah air yang tumpah?, Sedikit sekali bahkan nyaris tak ada.

Tipe manusia EFFERVESCENT, adalah manusia yang mampu memberi pengaruh dan membuat perubahan sejati. Ia mempengaruhi lingkungan dengan
perlahan...perlahan... sabar... hingga akhirnya lingkungannya benar -benar
berubah.
Akankah air menjadi bening kembali?... tentu tidak.
Ia akan tetap berwarna kuning / orange.

Skarang pertanyaannya, tipe yang manakah anda? Atau ada tipe tipe lainnya? Silahkan ditambahkan kalo ada ya.
Semoga kita semua selalu ada di tipe yang ke 3

Kisah Nyata : Suksesnya Seorang Jim Carey

Cerita inspirasi tentang Jim Carey, seorang aktor terkenal yang mimpinya menjadi kenyataan.

Seorang Yang Telah Mempunyai Impian secara tidak sadar telah teracuni oleh ejekan cacian dan hinaan mungkin dari kalangan keluarga, teman sepergaulan, bahkan dari orang yang kita sayangi. sehingga secara tidak sadar IMPIAN yang telah kita rancang dan kita rencanakan secara perlahan-lahan akan terbunuh dan tidak sadar kita telah menjadi seorang pengecut dan seorang yang pecundang di mata teman2, keluarga, dan orang yang kita cintai

Untuk mengantisipasi semua itu kita harus memiliki IMPIAN yang telah divisualisasikan, sebagai contoh dari cerita seorang JIM CARREY yang memilki impian memiliki uang US$ 100.000.000,- Padahal dia tidak memiliki pekerjaan yang sesuai untuk mendapatkan uang sebegitu besarnya.

Tapi dia memiliki Impian yang di Visualisasikan dengan selembar cek kosong yang di isi tulisan US$ 100.000.000,- Secara tidak sengaja setelah dia mengalami kegagalan dalam sebuah audisi casting dia selalu melihat cek tersebut dan mengatakan sambil menunjuk pada cek tersebut “SAYA PASTI BISA MEMILIKI INI…..!!!”dan itu dilakukan secara terus menerus disaat dia mengalami kegagalan. Secara Tidak sadar JIM CARREY telah memberikan SUGESTI pada dirinya sendiri tuk menjadi orang yang memiliki uang sebanyak itu, dan dia akan tetap semangat walaupun dia menglami kegagalan terus. sampai-sampai mentalnya menjadi sekuat BAJA.

Diakhir cerita JIM CARREY telah berhasil menerima Uang US$ 100.000.000,- dengan berhasil nya menjadi seorang pemeran utama dalam film kocak “THE MASK”.Seperti yang kita lihat JIM CARREY pernah Di wawancarai di Staiun televisi di negaranya dan di tanya kiat keberhasilannya. dan JIM CARREY bercerita sama dengan yang diatas.

Teman2 Tridharma ku yang baik,
Berarti dapat disimpulkan bahwa IMPIAN adalah sesuatu yang harus di wujudkan. dan orang yang tidak memiliki IMPIAN adalah orang yang tidak pernah memiliki masa depan. jangan lah anda menyepelekan orang yang memiliki IMPIAN besar. karena dengan impianlah seseorang dapat tumbuh dan berkembang.

KARAKTER ADALAH KUALITAS PENARIK REZEKI

Untuk teman2 tercinta dari Super note Mario Teguh..
Semoga bermanfaat.

Tidak ada pemberi rezeki selain Tuhan Yang Maha Pengasih.

Dengannya, hanya jalan-jalan yang jujur dan yang menguntungkan orang lain-lah, yang menjadi penyalur rezeki kepada kita.

Tidak terdapat rezeki di jalan-jalan yang selain kebaikan.

Yang ada adalah illusi dari rezeki,
yaitu perasaan sudah mendapat uang - tetapi yang menjadikan orang lebih haus uang,
yaitu perasaan sudah berkuasa – tetapi yang akut ketakutan kehilangan kekuasaan,
yaitu perasaan sudah ternama – tetapi yang namanya ditempelkan kepada kepalsuan dan kemungkaran,
yaitu perasaan sudah kaya – tetapi yang tetap mencuri seperti khawatir tidak akan makan esok pagi.


Sahabat saya yang hatinya baik,

Ada segumpal daging dalam diri kita ini, yang jika ia baik – maka keseluruhan diri kita menjadi baik.

Itulah hati.

Hati adalah tempat di sematkannya pendapat, tempat diolahnya perasaan, tempat diluncurkannya prasangka, dan tempat dibesarkannya kemuliaan.

Jika hati ini baik, maka baiklah pendapat kita mengenai keadaan dan kejadian, maka baiklah perasaan kita mengenai kehidupan, maka baiklah prasangka kita kepada Tuhan dan sesama, dan besarlah kemuliaan yang diberkatkan kepada kita.

Dengannya, pribadi yang berhati baik adalah pribadi yang berkarakter baik.

dan yang ini sangat penting sekali, bahwa …

KARAKTER ADALAH KUALITAS PENARIK REZEKI.

Mengapa?

Karakter adalah kualitas penarik rezeki, karena berkarakter baik adalah sudah rezeki.

...........


Sahabat saya yang hatinya baik,
yang penuh harapan bagi rezeki yang besar yang menyejahterakan dan membahagiakan,

Siapa pun yang pertimbangannya baik, rezekinya baik.

Karena baginya, penghalang adalah perintah untuk menepatkan cara dan menambahkan tenaga.
Apakah Anda pernah mengagumi seseorang yang menjadi kaya tanpa upaya?

Tetapi, bagi yang hatinya lemah, penghalang adalah pemberitahuan untuk mengeluh dan menyalahkan keadilan kehidupan. Bahkan keberuntungan yang telah berbaring menyerah di hadapan seorang pengeluh, akan tampil seperti batu sandungan yang mengesalkan.

Keberuntungan yang minta gendong kepada orang yang malas, akan diperlakukan seperti sekarung puing buangan.

tetapi,

Musibah yang hinggap membebani pundak orang yang berkarakter baik, akan diperlakukan dengan ramah dan penuh pengamatan, yang kemudian ternyata menuntun kepada rezeki-rezeki besar yang memuliakannya.

Di manakah terakhir kali Anda melihat keberuntungan?

Dia berada di sekitar orang-orang yang bekerja keras membangun kehidupan yang baik.

Keberuntungan telah selalu ada dekat dengan Anda, ia hanya menjadi nyata saat Anda melakukan sesuatu yang membebaskannya dari alam rencana dan angan-angan.

Upaya adalah kekuatan yang membebaskan keberuntungan dari alam yang gaib, untuk hadir dalam kenyataan keseharian hidup kita.

Dengannya, sebetulnya semua pekerjaan adalah pekerjaan untuk memindahkan yang belum nyata ke kenyataan hidup kita.

Keberuntungan dan rezeki itu sudah lama ada, hanya belum tampil nyata.

Tugas kita bukanlah menjadikan keberuntungan dan rezeki itu ada. Tugas kita adalah berupaya, karena upaya kitalah yang menjadikan keberuntungan dan rezeki itu nyata.

Dan,

Keberuntungan dan rezeki itu tampil nyata dengan keramahan yang santun, kepada pribadi yang berkarakter baik, ... kepada kita yang berhati baik.

Sekarang …,
sudah tahu mengapa saya selalu menyapa Anda dengan salam:

Sahabat saya yang hatinya baik, …

Ayo yg Belum Kebaktian siapa?

Kebaktian itu perlu ga sih?

Itulah pertanyaan yang mungkin sering kali kita lontarkan kepada teman ataupun dalam diri kita sendiri. Mau dateng kebaktian tapi masi ragu, apa bener perlu?apa bener ada manfaatnya? Omitohut dengan cerita ini teman-teman Tridharma semuanya mengerti apa yang dimaksud dari kebaktian.

Suatu hari, Si Ncek sangat suka mengeluh, "Saya sudah pergi ke Wihara, Kelenteng untuk berkebaktian selama belasan tahun dan selama itu saya telah mendengar ratusan ceramah dari Dharmaduta. Mulai dari Pandita sampai Bhante. Tapi selama hidup saya tidak bisa mengingat satu ceramah pun. Jadi saya rasa telah memboroskan begitu banyak waktu-demikian pun para Dharmaduta telah memboroskan waktu mereka dengan ceramah itu."

Suatu hari, si Ncek bertemu dengan Seorang Ncim-Ncim tua dekat Wihara. Ia bertanya, "Cim, Ncim masih pergi kebaktian ke Wihara / Kelenteng pada hari Minggu?"

Si Ncim menjawab dengan lantang "Tentu saja".

Lalu si Ncek bertanya lagi, "Apa yang ncim peroleh dari kebaktian di Wihara / Kelenteng? Apa ncim bisa memberi tahu saya tentang ceramah Dharmaduta minggu lalu?"

Si Ncim berkata, "Aku sudah tua, aku lupa ceramah dari Dharmaduta minggu lalu, yang pasti setelah datang kebaktian dan mendengarkan ceramah perasaanku sangat bahagia dan aku menyukainya."

Ncek tersebut tidak mau mengalah dan berkata, "Bagaimana ncim bisa bahagia kalau ceramah dharmaduta Minggu lalu saja selalu lupa, lebih baik tidak usah ke Wihara / Kelenteng Cim, buang-buang waktu! Ncim kalo mau baca paritta doang mah bisa di rumah"

Si Ncim terdiam dan mengajak si Ncek ke rumahnya, lalu memberikan si Ncek tas rajutan sambil berkata,

"Cek, coba isi tas rajutan ini ke sumur di belakang"

Si Ncek malah tertawa "hahaha,Ncim jangan melucu, tas ini mana bisa diisi air,pasti airnya keluar lagi." . Tapi si Ncim tetap dengan kukuh meminta Ncek tersebut mengisi tas rajutan itu dengan air.

Akhirnya dengan terpaksa si Ncek pergi ke maa air setempat untuk mengisi tas rajutan itu dengan air, dan datang kembali dengan tas yang berteteskan...

"Lihat cim! Tidak ada air didalamnya!"

Si Ncim tersenyum dan berkata "Benar, tapi lihatlah betapa bersihnya tas itu sekarang"

Teman-teman Tridharma, terkadang kita merasa kebaktian itu tidak ada gunanya dan buang-buang waktu seperti si Ncek tadi.

Tapi sebenarnya kebaktian membawa manfaat yang sangat banyak bagi diri kita, walaupun kita suka lupa ceramah dari Dharmaduta/Pandita sewaktu kebaktian.
Tapi hati kita pun akan merasa tenang, bahagia dan merasa bersih setelah kebaktian. Karena membacakan Paritta untuk semua makhluk, dana paramita, mendengarkan ceramah sewaktu kebaktian adalah KARMA BAIK DAN AKAN MENDATANGKAN KUIJIN TULUNG, PO PI PENG AN BAGI KITA SEMUA.

Omitohut para Sin Beng, Dewa, Kongco/Makco dan seluruh Makhluk Suci melindungi kita semua

Semoga kita semua akan selalu rajin datang kebaktian.
Semoga Semua makhluk hidup berbahagia.

Tinggalkanlah kesenangan yang menghalangi pencapaian kecemerlangan hidup yang diidamkan. Dan berhati-hatilah, karena beberapa kesenangan adalah cara gembira menuju kegagalan..

Kali ini saya mau berbagi kata-kata bijak dan motivasi. Omitohut bermanfaat.

Pemarah dan Bersabar
Hanya seorang yang pemarah yang bisa betul-betul bersabar. Seseorang yang tidak bisa merasa marah tidak bisa disebut penyabar, karena dia hanya tidak bisa marah. Sedangkan seorang lagi yang sebetulnya merasa marah, tetapi mengelola kemarahannya untuk berlaku baik dan adil adalah seorang yang berhasil menjadikan dirinya bersabar. Dan bila Anda mengatakan bahwa untuk bersabar itu sulit, Anda sangat tepat, karena kesabaran kita diukur dari kekuatan kita untuk tetap mendahulukan yang benar dalam perasaan yang membuat kita seolah-olah berhak untuk berlaku melampaui batas.
~ Mario Teguh

Jalan yang Kita Lalui
Kadang kala, jalan yang sedang kita lalui, tidak sepenting arah yang kita tuju.
~ Kevin Smith

Action dan Mimpi
Untuk mencapai kesuksesan, kita jangan hanya bertindak, tapi juga perlu bermimpi, jangan hanya berencana, tapi juga perlu untuk percaya.
~ Anatole France

Masalah Kita Manusia
Masalah-masalah kita adalah buatan manusia, maka dari itu, dapat diatasi oleh manusia. Tidak ada masalah dalam takdir manusia yang tidak terjangkau oleh manusia.
~ John F. Kennedy

Bakat Kita
Bakat yang kita miliki adalah hadiah dari Tuhan untuk kita… Apa yang dapat kita hasilkan dari bakat tersebut adalah hadiah dari kita untuk Tuhan.
~ Leo Buscaglia

Imajinasi Dan Pengetahuan
Imajinasi jauh lebih penting dari pada pengetahuan.
~ Albert Einstein

Kata Bijak Kesenangan
Tinggalkanlah kesenangan yang menghalangi pencapaian kecemerlangan hidup yang diidamkan. Dan berhati-hatilah, karena beberapa kesenangan adalah cara gembira menuju kegagalan..
~ Mario Teguh

Tanggung Jawab Anda
Anda bertanggung jawab atas kehidupan anda. Anda tidak bisa terus menerus menyalahkan orang lain untuk kesalahan-kesalahan dalam hidup anda. Hidup ini sebenarnya adalah tentang melanjutkan kehidupan itu sendiri.
~ Oprah Winfrey

Melanjutkan Kehidupan
Melanjutkan kehidupan itu hal mudah, apa yang musti ditinggalkan / dilupakan itulah yang yang susah.
~ Dave Mustaine

Sikap Kehidupan
Kelakukan kita terhadap kehidupan, menentukan sikap kehidupan terhadap kita.
~ Earl Nightingale