Kamis, 15 Juli 2010

SEJARAH PENANGGALAN IMLEK DAN PENGARUHNYA TERHADAP SINCIA

Perayaan Tahun Baru Imlek (Sincia) yang jatuh setiap tanggal 1 bulan pertama penanggalan Imlek (cia gwee ce it) mempunyai arti tersendiri yang begitu mendalam bagi umat Tridharma, bahkan lebih berarti dibandingkan dengan hari-hari besar Tridharma lainnya

Setiap kalender baru kita terima, pasti kita akan mencari tanggal berapa dan bulan apa persisnya Sincia tahun ini, karena setiap tahunnya Sincia pasti dirayakan pada waktu yang berbeda dalam penanggalan internasional (masehi). Yang pasti Sincia tidak akan menyimpang antara tanggal 21 Januari hingga 19 Pebruari. Mengapa demikian, siapa yang membuatnya dan sejak kapan penanggalan imlek ini dipergunakan? Tulisan ini yang merupakan saduran dari beberapa artikel mencoba menjawab semua pertanyaan itu dan semoga dapat menambah pengetahuan kita agar keyakinan kita sebagai seorang Tridharma semakin kokoh.

I. Penanggalan Imlek Sebenarnya

Dunia mengenal 2 jenis penanggalan yaitu penanggalan yang didasarkan pada peredaran bumi mengelilingi matahari yang disebut penanggalan solar dan penanggalan yang didasarkan pada peredaran bulan mengelilingi bumi yang disebut penanggalan lunar. Contoh dari penanggalan solar adalah penanggalan masehi yang kita pergunakanl sekarang ini, sedangkah contoh dari penanggalan lunar adalah penanggalan Hijriah.

Bumi mengelilingi matahari secara penuh selama 365,25 hari, yang di dalam penanggalan solar dibagi menjadi 12 bulan sehingga dalam 1 bulan terdapat 30 atau 31 hari kecuali pada bulan Pebruari yang berjumlah 28 hari atau 29 hari pada tahun kabisat.

Bulan mengelilingi bumi secara penuh selama 29.5 hari, sehingga pada penanggalan lunar dalam 1 bulan terdapat 29 atau 30 hari. Penentuan awal bulan pada penanggalan lunar .terjadi pada saat bulan baru (ce it) dan pertengahan bulan terjadi pada saat bulan purnama (cap go). Jadi pada penanggalan lunar terdapat 12 x 29,5 hari = 354 hari.

Dari dua alinea di atas, dapat kita lihat bahwa penanggalan solar dan lunar mempunyai selisih 365,25 hari - 354 hari = 11,25 hari. Perbedaan inilah yang mengakibatkan hari raya Idul Fitri maju 11,25 hari setiap tahunnya

Penanggalan imlek yang kita kenal sebenarnya adalah perpaduan dari penanggalan solar dan lunar yang disebut lunisolar. Hal ini dapat kita lihat dengan adanya penyesuaian antara kedua sistem penanggalan tersebut berupa bulan tambahan (Lun) yang terjadi 7 kali dalam 19 tahun, sehingga di dalam tahun-tahun tertentu ada yang terdiri dari 13 bulan. Ini merupakan konversi dari 19 x 11,25 hari = 213,75 hari yang mendekati jumlah hari dalam 7 bulan. Adanya Lun inilah yang membuat Sincia tidak menyimpang antara waktu di atas.
Dapat dibayangkan, betapa luar biasanya leluhur kita dalam membuat sistem penanggalan imlek ini yang membutuhkan perhitungan dan metode yang tidak mudah. Dengan segala keterbatasan pada masanya, hasilnya dapat kita rasakan manfaatnya sampai saat ini.

II. Sejarah Penanggalan Imlek

Penanggalan Imlek diciptakan oleh Raja Purba Huang Di (2696 - 2598 SM), yang juga merupakan salah satu Nabi dalam Ru Jiao (agama Khonghucu) dan digunakan pertama kali oleh Dinasti He / Xia (2205 - 1766 SM). Sincia pada penanggalan ini ditetapkan jatuh pada awal musim semi.

Ketika Dinasti Xia jatuh dan digantikan oleh Dinasti Siang / Shang (1766 - 1122 SM) dibuat penanggalan baru dimana Sincia dimajukan satu bulan dari penanggalan sebelumnya sehingga jatuh pada saat akhir musim dingin. Kemudian Dinasti Shang digantikan oleh Dinasti Ciu / Zhou (1122 - 255 SM) dan kembali dibuat penanggalan baru dengan Sincia dimajukan lagi sebulan sehingga jatuh tepat pada puncak musim dingin (tangce).

Nabi Khonghucu (551 - 479 SM) hidup pada jaman Dinasti Zhou. Beliau melihat bahwa penanggalan Dinasti Zhou sangat tidak cocok bagi rakyat yang mayoritas hidup dari pertanian dan menyarankan seharusnya dipergunakan penanggalan Dinasti Xia karena Sincia jatuh padaawal musim semi yang sangat cocok untuk dijadikan pedoman untuk memulai bercocok tanam. Hal ini dapat kita lihat pada petikan ayat suci sebagai berikut:
1. Gan Yan bertanya bagaimanakah mengatur pemerintahan. 2. Nabi bersabda, "Pakailah penanggalan Dinasti He" (Lun Gi / Sabda Suci XV, 12 - 1 & 2)
Saran Nabi Khonghucu untuk merubah penanggalan pada Dinasti Zhou ternyata diabaikan karena saat itu penanggalan merupakan suatu lambang kekuasaan bagi sebuah dinasti.
Dinasti Zhou kemudian digantikan oleh Dinasti Chien / Qin (255 - 202 SM), dinasti ini kembali merubah penanggalan dengan memajukan Sincia sebulan lebih awal dari penanggalan sebelumnya, sehingga jatuh saat cap gwee. Pada masa inilah ajaran Nabi Khonghucu mendapatkan ujian yang luar biasa dimana umat dan tokoh-tokoh agama Khonghucu mengalami penganiayaan bahkan pada 213 SM kitab-kitab suci agama Khonghucu diperintahkan untuk dimusnahkan dengan cara dibakar.

Dinasti Chien / Qin runtuh dan digantikan oleh dinasti Han (202 SM - 206 M), pada jaman dinasti inilah agama Khonghucu mencapai puncak kegemilangan dengan menjadi agama negara dan bahkan Kaisar Han Wu Di yang berkuasa 140 - 86 SM merealisasikan nasehat bijak Nabi Khonghucu dengan menjalankan penanggalan Dinasti Xia, tepatnya pada tahun 104 SM. Untuk menghormati Nabi Khonghucu, tahun pertama penanggalan ini dihitung sejak kelahiran Beliau (551 SM). Itulah sebabnya mengapa penanggalan Imlek berbeda 551 tahun lebih banyak dari kalender masehi.


Sejak jaman Dinasti Han itulah, walaupun selanjutnya dinasti terus berganti, namun penanggalan yang yang baik dan sangat bermanfaat bagi masyarakat ini dipakai terus menerus. Pada akhir Dinasti Bwanching / Manqing (1922 M), penanggalan resmi di Tiongkok dirubah menjadi penanggalan solar, namun penanggalan imlek ini berlanjut dipakai masyarakat luas hingga ke seluruh dunia sampai saat ini.

Demikianlah jika kita melihat sejarah penanggalan Imlek dan pengaruhnya kepada Sincia kita akan mengetahui betapa besarnya peran Guru kita, Nabi Khonghucu, maka dari itu buat kita, Sincia bukanlah hanya sebuah tradisi namun merupakan sebuah perayaan agama yang kita laksanakan untuk berpuji syukur kehadirat Thien sambil berterima kasih kepada Guru kita yang telah menurunkan ajaranNya bagi keselamatan hidup kita semua. Kita maklumi saudara-saudara kita yang menganggap Sincia hanya sebagai sebuah tradisi karena mereka pasti tidak mengetahui peran Guru kita sebenarnya, biarkanlah mereka merayakannya bersama kita agar Sincia dapat menjadi milik semua umat manusia di dunia. (DH)

Salam Tridharma! TBU

Tidak ada komentar:

Posting Komentar